Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kesehatan PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) tengah berupaya meningkatkan kapabilitas perseroan sebagai produsen alat kesehatan lokal, menjelang pemberlakuan kesepakatan dagang AS–Indonesia mengenai impor alat kesehatan.
Head of Corporate External Communication KLBF Hari Nugroho menerangkan perseroannya akan berupaya untuk membangun kolaborasi dengan perusahaan multinasional untuk melakukan transfer teknologi.
Teranyar, Kalbe menggandeng perusahaan multinasional GE HealthCare untuk mengembangkan CT-Scan yang diproduksi di dalam negeri. Kalbe bahkan menggelontorkan investasi sebesar Rp260 miliar untuk membangun pabrik tersebut.
“Hal ini dilakukan untuk menghasilkan kualitas yang mampu bersaing dengan alkes impor yang sudah eksisting saat ini,” kata Hari kepada Bisnis, Jumat (25/7/2025).
Hari menerangkan, ketersediaan produsen alat kesehatan lokal nantinya akan tetap mampu memenuhi kebutuhan alat kesehatan dalam negeri, baik dari swasta maupun pemerintah.
Maka dari itu, Kalbe melalui berbagai produknya selalu berupaya untuk memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam setiap proses produksi.
“Kalbe akan memanfaatkan posisi yang unggul di bidang kesehatan untuk penetrasi pasar alat kesehatan,” katanya.
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia menerangkan banjir alat kesehatan AS yang diprediksi bakal terjadi selepas pemberlakuan efektif perjanjian dagang AS–Indonesia, dinilai tidak akan memengaruhi kinerja KLBF.
Pasalnya, Kalbe telah melakukan produksi CT-Scan lokal, dengan target 52 unit pada 2025–2026, dan 306 unit CT-Scan pada 2027. Bahkan, Liza menerangkan, TKDN CT-Scan milik Kalbe menyentuh lebih dari 40%.
Hal itu yang dinilai membuat Kalbe mampu menguasai pasar kesehatan milik pemerintah, seperti RSUD maupun BUMN.
“Produk lokal dengan TKDN tinggi punya keunggulan administratif di tender rumah sakit milik pemerintah, ketimbang alat kesehatan impor,” katanya, dikutip Jumat (25/7/2025).
Terlebih lagi, Kalbe telah menjalin kolaborasi dengan GE HealthCare. Hal ini dinilai bakal memberikan akses bagi KLBF kepada teknologi global, tanpa kehilangan sentimennya sebagai perusahaan Indonesia.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.