Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat ke posisi Rp16.265,5 pada perdagangan hari ini, Kamis (24/7/2025). Pada saat bersamaan, greenback mengalami kontraksi.
Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka menguat 37,50 poin atau 0,23% menuju Rp16.265,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,08% ke 97,13.
Sementara itu, mata uang di Asia mayoritas dibuka menguat. Yen Jepang menguat 0,33% bersama won Korea sebesar 0,49%. Sementara itu, peso Filipina dan ringgit Malaysia masing-masing menguat 0,33% dan 0,14% terhadap dolar AS.
Pengamat forex Ibrahim Assuaibi memperkirakan nilai tukar rupiah akan ditutup menguat di rentang Rp16.250 hingga Rp16.300 pada hari ini.
Sentimen global datang dari Presiden AS Donald Trump yang mengumumkan Washington dan Tokyo telah mencapai kesepakatan perdagangan, termasuk tarif 15% untuk semua barang impor Jepang, turun dari usulan sebelumnya sebesar 25%. AS disebut telah mengamankan investasi dari Jepang senilai US$550 miliar.
Perjanjian tersebut, kata Ibrahim, telah membuka pasar Jepang untuk ekspor AS, termasuk otomotif, produk pertanian, dan produk energi.
Sementara itu, perundingan dagang antara Uni Eropa dengan AS tampaknya terhenti. Hal ini menyusul potensi penerapan tarif 30% oleh Gedung Putih atas barang-barang dari Uni Eropa.
“Uni Eropa sedang mempersiapkan paket pembalasan jika kesepakatan tidak tercapai sebelum batas waktu 1 Agustus,” ujar Ibrahim dalam keterangannya.
Dari dalam negeri, hasil survei perbankan Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan penyaluran kredit baru pada kuartal II/2025 lebih lambat secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan kuartal II/2024. Namun, diperkirakan masih akan lebih baik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Hal itu tecermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru kuartal II/2025 sebesar 85,22%, lebih rendah dari 89,11% pada tahun lalu.
Adapun, pertumbuhan kredit per Juni 2025 naik 7,6% secara tahunan menjadi Rp7.956,4 triliun. Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pertumbuhan kredit Juni mengalami perlambatan sebesar 50 basis poin (bps).
Kredit modal kerja naik 4,3% yoy, kredit investasi 12,2% yoy, dan kredit konsumsi 8,6% YoY. Pertumbuhan seluruh segmen tersebut melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.