Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Amerika Serikat (AS) ditutup variatif pada Selasa (22/7/2025) waktu setempat, seiring fokus investor yang tertuju pada musim laporan keuangan dan perkembangan negosiasi dagang AS.
Melansir Reuters pada Rabu (23/7/2025), indeks S&P 500 naik tipis 0,06% ke level 6.309,62 poin. Sementara itu, Nasdaq terkoreksi 0,39% ke 20.892,69 poin, dan Dow Jones Industrial Average menguat 0,40% ke posisi 44.502,44 poin.
Kebijakan perdagangan AS tetap menjadi sumber ketidakpastian utama bagi pelaku pasar menjelang tenggat 1 Agustus, di mana sejumlah negara diharapkan menyepakati kesepakatan dagang dengan pemerintahan Trump.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengonfirmasi akan bertemu dengan Menlu China pekan depan untuk membahas kemungkinan perpanjangan tenggat 12 Agustus terkait tarif impor dari Negeri Panda.
Sementara itu, negosiasi dagang lainnya tampak tersendat. Harapan akan terobosan kesepakatan dengan India mulai memudar, sementara pejabat Uni Eropa tengah mempertimbangkan langkah balasan terhadap kebijakan tarif AS.
Adapun, Indeks S&P 500 kembali mencetak rekor penutupan tertinggi meski pergerakannya terbatas akibat tekanan dari saham General Motors (GM) dan lonjakan saham Tesla.
Baca Juga
Saham GM anjlok 8,1% setelah perusahaan melaporkan kerugian sebesar US$1 miliar akibat tarif dalam kinerja kuartalan mereka, memperburuk kekhawatiran investor terhadap kebijakan perdagangan global Presiden AS Donald Trump.
Di sisi lain, saham Tesla naik 1,1% menjelang laporan keuangan kuartalan yang dijadwalkan dirilis hari Rabu waktu setempat. Saham Alphabet, yang juga akan melaporkan kinerja hari yang sama, menguat 0,65%.
Optimisme terhadap belanja besar-besaran di sektor kecerdasan buatan (AI) masih menopang reli saham-saham teknologi raksasa, sehingga mendorong indeks S&P 500 tetap berada di kisaran tertinggi sepanjang masa.
Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird menuturkan, pasar sedang mengonsolidasikan kenaikan baru-baru ini dan berada dalam fase menunggu, dengan beberapa katalis besar dalam satu hingga dua pekan ke depan, termasuk tenggat tarif pada 1 Agustus dan laporan kinerja dari saham-saham Magnificent Seven.
Namun, beberapa saham teknologi besar melemah, seperti Meta Platforms dan Microsoft yang sama-sama turun sekitar 1%.
Saham RTX, perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan, turun 1,6% meskipun permintaan terhadap mesin dan layanan purnajualnya tetap tinggi. Investor masih menilai dampak negatif dari perang dagang Trump terhadap perusahaan ini.
Lockheed Martin bahkan terperosok hampir 11% setelah laba kuartalannya anjlok sekitar 80%.