Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dinilai masih solid, di tengah rencana jangka panjang Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) untuk mengimpor gandum hingga lima tahun ke depan.
Adapun komitmen impor biji gandum 1 juta ton per tahun senilai US$250 juta hingga 2030 disebut menjadi salah satu pemanis negosiasi tarif bea masuk ke AS yang diterapkan Presiden Donald Trump dari sebelumnya 32% menjadi 19%.
Analis Samuel Sekuritas misalnya, masih menyematkan prospek yang positif terhadap ICBP. Bahkan, para analis menilai, ICBP berpotensi menjadi penerima manfaat dari impor gandum AS.
"Ke depan, ICBP berpotensi mendapat manfaat dari penurunan harga tepung akibat tarif 0% untuk gandum dari AS," kata mereka dalam riset yang dikutip Senin (21/7/2025).
Pasalnya, para analis menilai, ICBP memiliki daya tahan yang cukup kuat, dengan pangsa pasar sekitar 70% di segmen mie instan. Hal ini dinilai bakal memberikan peluang bagi ICBP untuk tidak kehilangan pasar di tengah tren downtrading dan lemahnya daya beli masyarakat.
Para analis masih merekomendasikan ICBP dengan target harga Rp14.000 per lembar. Hal itu mencerminkan kenaikan 25,35% dari harga ICBP saat ini di Rp10.450 per lembar.
Baca Juga
“Risiko terhadap rekomendasi kami antara lain depresiasi rupiah yang berkelanjutan dan kenaikan harga bahan baku di tengah lemahnya daya beli saat ini,” tulis para analis.
Senada, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menerangkan ICBP tidak akan terpengaruh secara signifikan terhadap impor gandum yang akan tetap dilaksanakan beberapa tahun mendatang.
Bahkan, Nafan menilai, dengan Indonesia tidak menerapkan tarif impor terhadap AS, hal itu bakal membantu ICBP untuk mengurangi cost production di dalam negeri.
Akan tetapi, di tengah tarif yang masih menghantui kinerja ekspor Indonesia, Nafan menilai bahwa ICBP mampu untuk memperbesar wilayah pasar mereka tidak hanya di AS. Hal itu dinilai bakal memberikan lebih sedikit pelemahan terhadap ICBP dalam sentimen ini.
Sejumlah pasar selain AS yang bisa dijajaki oleh AS antara lain negara-negara yang tergabung dalam BRICS hingga Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik atau Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). Teranyar, melalui perjanjian IEU–CEPA, Nafan menilai bahwa pasar ICBP mampu diperluas selain pasar AS.
“Tentunya hal tersebut saya pikir mampu memaksimalkan potensi produk-produk Indofood, sebagai alternatif dari United States. ICBP bisa memaksimalkan peluang akses pasar ke negara-negara sahabat lainnya,” katanya saat dihubungi, (21/7/2025).
Dengan begitu, Nafan menilai bahwa upaya pencarian pasar baru ICBP bakal membantu kinerja perusahaan lebih berkelanjutan.
“Dan juga sebenarnya, pasar di AS tidak terlalu signifikan, hemat saya demikian,” tutupnya.
Sementara itu, Nafan merekomendasikan accumulative buy terhadap saham ICBP, dengan target harga Rp10.775 dan support pada area Rp10.275 & Rp9.950.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.