Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan batu bara milik Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) mengakuisisi dan mengembangkan terminal khusus batu bara di Kalimantan Timur.
Ekspansi tersebut akan dilakukan Bayan Resources melalui transaksi afiliasi. Akuisisi terminal khusus batu bara dilakukan BYAN dari PT Fajar Sakti Prima (FSP). BYAN merupakan pemilik 90% saham FSP.
Sementara itu, pengembangan terminal khusus batu bara di Desa Sebelang, Kecamatan Muara Pahu, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur akan dilakukan oleh PT Nirmala Matranusa. Perusahaan tersebut bertindak sebagai pelaksana konstruksi pembangunan .
PT Fajar Sakti Prima dan PT Nirmala Matranusa dikendalikan oleh pihak yang sama, yaitu Low Tuck Kwong.
“Total jual beli atas terminal khusus batu bara sebesar Rp3,3 triliun, belum termasuk PPN,” tulis manajemen BYAN dalam keterbukaan informasi, Senin (21/7/2025).
Jumlah itu termasuk akuisisi aset berupa tanah senilai Rp69,06 miliar, bangunan kantor dan mess, dermaga dan infrastruktur pendukung Rp1,31 triliun, mesin, peralatan, alat berat, dan kendaraan Rp1,54 triliun, serta construction in progress dan suku cadang Rp375,9 miliar.
Sementara itu, nilai kontrak pengembangan pembangunan fasilias pendukung terminal khusus batu bara tersebut disepakati senilai Rp151,69 miliar. Adapun, jangka waktu perjanjian jasa tersebut disepakati selama 8 bulan.
“Ruang lingkup perjanjian jasa meliputi pekerjaan sipil dan pemasangan komponen struktur dan mekanikal.”