Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Baru Harga Bitcoin Usai Pecah Rekor ATH, Mampu Tembus US$150.000 per Koin?

Analis memproyeksikan Bitcoin berpeluang tembus US$135.000–US$150.000 didorong arus masuk institusional, kelangkaan pasokan hingga sentimen makro yang positif.
Warga beraktivitas di dekat logo Bitcoin di Jakarta, Selasa (15/10/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga beraktivitas di dekat logo Bitcoin di Jakarta, Selasa (15/10/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Harga aset kripto terbesar Bitcoin telah menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa terdorong oleh momentum pembahasan aturan aset digital di AS. Mampukah kemudian harga Bitcoin mencapai level baru hingga US$150.000 per koin?

Berdasarkan data CoinMarketCap, harga Bitcoin berada di level US$118.295 per koin pada perdagangan hari ini, Kamis (17/7/2025), naik tipis 0,05% dalam 24 jam terakhir.

Harga Bitcoin sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa dalam sepekan terakhir ke level US$123.218 atau sekitar Rp2 miliar per koin.

Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menilai peningkatan harga Bitcoin hingga mencapai rekor didorong oleh meningkatnya arus masuk ke ETF spot dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed.

Kenaikan harga Bitcoin yang konsisten sejak awal Juli 2025 menjadi sinyal bahwa pasar kripto mulai memasuki fase pertumbuhan baru, didorong oleh dukungan kuat dari investor institusional dan perubahan dinamika makroekonomi global.

Menurut data Farside Investors, total arus masuk bersih ke ETF Bitcoin mencapai lebih dari US$7,8 miliar dalam 10 hari terakhir, mencatatkan salah satu periode pembelian institusional terbesar sejak ETF disetujui pada Januari 2025.

Produk ETF seperti BlackRock iShares Bitcoin Trust (IBIT) dan Fidelity Wise Origin Bitcoin Fund (FBTC) mencatat rekor harian arus masuk lebih dari US$1,3 miliar.

“Tren ini menunjukkan pergeseran fundamental dalam struktur pasar Bitcoin. Kami mulai melihat arus masuk institusional yang kuat dan berkelanjutan, yang menjadi fondasi penting untuk reli jangka panjang,” ujar Fyqieh dalam keterangan tertulis pada Kamis (17/7/2025).

Pergerakan harga Bitcoin juga didorong oleh pembahasan aturan aset digital di AS. Kongres AS dijadwalkan akan membahas dan berpotensi mengesahkan sejumlah RUU penting, termasuk Genius Act yang bertujuan menciptakan kerangka hukum federal bagi stablecoin. Langkah ini menjadi angin segar bagi industri kripto yang telah lama menanti kejelasan regulasi.

Presiden AS Donald Trump juga telah menyuarakan dukungan kuat terhadap pelonggaran aturan bagi aset digital. Dalam setahun terakhir, Trump dan keluarganya terlibat aktif dalam sejumlah proyek kripto, termasuk peluncuran koin meme dan platform World Liberty Financial.

Ke depan, menurut Fyqieh, pergerakan harga Bitcoin dalam waktu dekat akan sangat bergantung pada sejumlah katalis utama, termasuk perkembangan pemungutan suara di Kongres AS terkait RUU kripto itu. Selain itu, katalis yang berpengaruh adalah penjualan ritel AS, serta tren aliran dana ke ETF spot Bitcoin.

Fyqieh memproyeksikan jika terjadi kemunduran dalam pembahasan regulasi di Kongres AS, penjualan ritel AS menunjukkan pelemahan, The Fed kembali menyuarakan kebijakan bernada hawkish, serta arus keluar dari ETF meningkat, maka harga Bitcoin berpotensi mengalami koreksi menuju level US$115.000.

Sebaliknya, apabila muncul dukungan bipartisan terhadap regulasi kripto, data ekonomi AS menunjukkan penguatan, dan The Fed menyampaikan retorika dovish disertai kelanjutan arus masuk ke ETF, maka Bitcoin berpeluang menguji kembali rekor harga tertinggi sebelumnya di US$122.057, bahkan melampauinya.

“Pasar sangat reaktif terhadap perkembangan makro dan kebijakan. Kombinasi arus dana besar dan momentum regulasi yang positif bisa menjadi bahan bakar bagi Bitcoin untuk terus menanjak. Namun sebaliknya, sinyal negatif bisa memicu koreksi cepat dalam waktu singkat," kata Fyqieh.

Sementara, dengan melihat kombinasi arus masuk institusional, kelangkaan pasokan, dan sentimen makro yang positif, banyak analis memperkirakan bahwa Bitcoin berpeluang menembus target harga berikutnya di kisaran US$135.000 hingga US$150.000 dalam beberapa bulan ke depan.

Di sisi lain, Fyqieh menekankan pentingnya kehati-hatian di tengah dinamika pasar yang masih fluktuatif.

"Jika ekspektasi terhadap suku bunga, regulasi, dan arus ETF tetap sejalan, Bitcoin punya ruang besar untuk naik. Akan tetapi, semua itu bergantung pada data dan keputusan kebijakan yang bisa berubah sewaktu-waktu,” ujar Fyqieh.

__________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual kripto. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro