Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda (GIAA) Pasang Kuda-kuda Restrukturisasi, Mampukah Terbang Tinggi?

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) tengah giat mengeksekusi restrukturisasi, sejauh mana aksi pembenahan ini berkontribusi ke kinerja perseroan?
Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani memberikan paparan saat Peluncuran Garuda x bluDebit Card di Jakarta, Selasa (10/12/2024)/JIBI/Bisnis/Abdurachman
Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani memberikan paparan saat Peluncuran Garuda x bluDebit Card di Jakarta, Selasa (10/12/2024)/JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) tengah giat melancarkan aksi restrukturisasi. Manuver itu makin mulus ditambah oleh dukungan dana dari sovereign wealth fund Tanah Air Danantara.

Mampukah aksi pembenahan tersebut berbuah manis dengan menghasilkan laba hingga mengubah ekuitas positif?

Prognosa kesehatan Garuda Indonesia bisa ditelisik mulai dari persetujuan restrukturisasi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Senin (30/6/2025). Restrukturisasi penyehatan kinerja mencakup langkah-langkah fundamental dalam penguatan basis struktur dan pengelolaan kinerja keuangan. 

“Persetujuan pemegang saham pada RUPSLB hari ini merupakan titik balik bagi Garuda Indonesia dan menjadi landasan utama bagi langkah untuk menjadi maskapai yang sehat, kompetitif, dan berkelas dunia," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani dalam keterangan tertulis pada Senin (30/6/2025).

Restrukturisasi kemudian akan fokus pada perbaikan ekuitas, optimalisasi aksi strategis berupa restorasi armada, penambahan alat produksi, penyehatan kinerja usaha anak usaha, hingga akselerasi pemulihan trafik penumpang. 

Garuda Indonesia juga akan menerapkan 11 langkah prioritas untuk mentransformasi usahanya. Dari aspek armada dan jaringan misalnya, emiten maskapai penerbangan pelat merah ini menargetkan penambahan armada secara bertahap hingga mencapai sekitar 120 pesawat serta melakukan ekspansi sedikitnya ke 100 rute baru hingga 2029. 

Di periode yang sama, GIAA akan menguatkan ekosistem pendukung penerbangan, mendorong kolaborasi seluruh lini usaha, mendorong digitalisasi, dan meningkatkan kualitas pengalaman pengguna jasa.

Restrukturisasi penyehatan kinerja tersebut merupakan bagian dari fase berkesinambungan restrukturisasi penyelamatan kinerja yang telah dilakukan pada 2021 hingga 2023. Saat itu, fokus restrukturisasi tertuju pada penyelamatan melalui pengelolaan kewajiban usaha, restrukturisasi komposisi armada, hingga pengelolaan beban usaha. 

Seiring dengan langkah restrukturisasi kali ini, GIAA pun akan mendapatkan dukungan dari Danantara berupa shareholder loan senilai Rp6,65 triliun atau setara dengan US$405 juta. Nilai tersebut menjadi bagian dari total dukungan pembiayaan yang dirancang mencapai US$1 miliar.

Fase awal dukungan dana akan difokuskan pada perawatan dan peningkatan kesiapan operasional armada Garuda Indonesia Group, baik Garuda sebagai full service carrier (FSC) maupun Citilink sebagai low cost carrier (LCC). 

Selanjutnya, Danantara dan Garuda akan melanjutkan transformasi dengan menitikberatkan pada optimalisasi kinerja operasional dan finansial sebagai bagian dari agenda jangka panjang menuju maskapai berkelanjutan. 

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper