Bisnis.com, JAKARTA – Emiten komponen otomotif PT Garuda Metalindo Tbk. (BOLT) membawa sejumlah rencana untuk mengejar target pertumbuhan penjualan 5—10% pada 2025. Salah satunya, perseroan bakal menggenjot pertumbuhan penjualan dari pasar ekspor sebesar 30%.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Garuda Metalindo Anthony Wijaya, yang menerangkan bahwa BOLT mempunyai rencana untuk menggenjot penjualannya di pasar Eropa dan India.
”Pada kenyataannya kami sedang banyak menerima inquiry dari Eropa, di mana mereka lagi cukup terganggu terhadap supply chain dunia yang sedang mengalami gejolak,” katanya dalam paparan publik BOLT yang digelar di Jakarta, Jumat (20/6/2025).
Sementara itu, dia menerangkan, pasar India juga tengah memiliki permintaan yang cukup besar terhadap industri otomotif di sana. Bahkan, pada kuartal I/2025, permintaan ekspor dari India meningkat 17% year on year.
Sepanjang 2024, perseroan mencatatkan penjualan ekspor meningkat cukup pesat dibandingkan kinerja penjualan dalam negeri. Penjualan ekspor BOLT melesat 26,28% YoY menjadi Rp88,46 miliar dari Rp70,05 miliar pada 2023.
Sementara itu, penjualan di pasar dalam negeri justru mengalami pelemahan 0,63% pada periode yang sama. Pada 2024, perseroan hanya membukukan penjualan sebesar Rp1,38 triliun, turun dari Rp1,39 triliun pada 2023.
Baca Juga
Anthony menerangkan, sepanjang 2024, pasar Eropa mendominasi penjualan ekspor mencapai 50%. Sementara itu, India mencapai 20% dari total penjualan Ekspor. Pada tahun ini, BOLT menargetkan penjualan di Eropa naik menjadi 60%.
“Tahun 2025 sebetulnya belum ada pasar baru. Jadi mungkin dengan pertumbuhan ini, Eropa bisa menjadi 60%,” katanya.
Mengejar sederet target yang BOLT canangkan, perseroan mengalokasikan capital expenditure atau anggaran belanja modal sebesar Rp40 miliar. Nantinya, capex akan digunakan untuk maintenance mesin, perbaikan mesin, hingga digitalisasi. Selain itu, perseroan juga berencana menambah market share di dalam negeri.
Adapun sepanjang 2024, penjualan perseroan meningkat 0,66% YoY menjadi Rp1,47 triliun dari Rp1,46 triliun pada 2023.
Setelah dikurangi beban penjualan dan pajak, perseroan hanya bisa mencatatkan penyusutan laba bersih pada 2024 sebesar 14,97% YoY, dari Rp111,30 miliar pada 2023 menjadi Rp94,63 pada 2024.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.