Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat ditutup ambrol hari ini ke level 6.968,63 atau turun 1,96% hari ini, Kamis (19/6/2025). JP Morgan memandang pelemahan IHSG hari ini terdampak oleh kenaikan harga minyak akibat kondisi geopolitik saat ini.
Executive Director, Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan Indonesia Henry Wibowo menjelaskan penurunan IHSG disebabkan oleh kondisi geopolitik dengan konflik yang terjadi di Timur Tengah. Menurutnya, konflik ini dapat membuat harga minyak terus melambung dan tidak berdampak baik bagi Indonesia.
“Kalau perang ini berlanjut, potensi harga minyak naik, dampaknya tidak bagus bagi Indonesia. Makanya indeks kita kena tekanan,” kata Henry di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (19/6/2025).
Dia menjelaskan, Indonesia saat ini merupakan net importer bahan bakar minyak. Apabila melihat struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara saat ini, maka pengeluaran terbesar salah satunya adalah pembelian minyak.
Dengan harga minyak yang terus melambung, maka hal ini akan berdampak negatif bagi Indonesia.
Henry juga menuturkan dengan perang yang terjadi saat ini, maka investor dapat terus memantau harga komoditas.
Baca Juga
Di sisi lain, Henry menjelaskan dampak perang dagang terhadap Indonesia menurutnya tidak separah dari yang diekspektasikan. Namun, kata dia, pelaku pasar dapat memperhatikan secondary impact, terutama apa yang terjadi di China.
Hal tersebut karena foreign direct investment dari China merupakan yang terbesar kedua di Indonesia. Selain itu, China juga menjadi salah satu destinasi ekspor terbesar Indonesia.
Meskipun demikian, Henry menjelaskan masih terdapat peluang bagi penguatan pasar modal Indonesia yang salah satunya datang dari penurunan suku bunga.
Menurutnya, penurunan suku bunga akan memberikan dampak positif, agar fund flow masuk ke emerging market.
“Kami juga memprediksi adanya ruang untuk satu hingga dua kali pemotongan suku bunga di Indonesia,” ucap Henry.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.