Bisnis.com, JAKARTA — Harga saham deretan emiten minyak dan gas seperti PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) dan PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) melonjak seiring dengan kenaikan harga minyak dunia saat terjadi konflik antara Iran dan Israel.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga pukul 11.00 WIB pada perdagangan sesi pertama Senin (16/6/2025), harga saham ENRG melonjak 20,44% ke level Rp330 per saham.
Harga saham MEDC pun melonjak 6,07% ke level Rp1.485 per saham. Kemudian, harga saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk. (APEX) naik 3,92% ke Rp107 per saham.
Selain itu, harga saham PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) naik 1,52% ke Rp1.335 per saham, PT Elnusa Tbk. (ELSA) naik 1,96% ke Rp520 per saham, dan PT ESSA Industries Indonesia Tbk. (ESSA) naik 0,79% ke Rp640 per saham.
Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) pun naik 2,40% ke level Rp1.710 per saham. Lalu, harga saham PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) naik 2,48% ke Rp2.890 per saham.
Kinclongnya harga saham emiten migas itu terjadi seiring dengan kenaikan harga komoditas dunia. Melansir Bloomberg, Senin (16/6/2025), harga minyak berjangka Brent untuk kontrak pengiriman pengiriman Agustus 2025 menguat 2,8% menjadi US$76,29 per barel pada pukul 05.30 WIB, setelah menguat 7% pada akhir pekan.
Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2025 menguat 2,7% ke US$74,95 per barel.
Harga minyak mentah kembali melonjak pada awal pekan setelah Israel dan Iran terus melancarkan serangan lintas wilayah selama akhir pekan, memicu kekhawatiran pasar akan potensi terganggunya suplai minyak dari kawasan Timur Tengah.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Imam Gunadi menilai konflik Israel-Iran meningkatkan kekhawatiran akan pecahnya perang besar di Timur Tengah. Negara-negara seperti Lebanon, melalui Hezbollah, Suriah, dan Yaman diperkirakan bisa terlibat jika eskalasi terus berlanjut, serta campur tangan negara dengan kekuatan militer yang besar seperti AS.
Pasar saham diproyeksikan lesu, dengan IHSG (IHSG) diramal melemah. Namun, IPOT merekomendasikan sejumlah saham migas di tengah melonjaknya harga minyak dunia saat perang. Di antara yang direkomendasikan adalah MEDC dan ELSA.
"Konflik Israel dan Iran memicu kenaikan harga minyak secara global karena adanya kekhawatiran akan terganggunya jalur distribusi melalui Selat Hormuz, jalur vital ekspor minyak dunia," tulis Imam dalam risetnya.
Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas juga mengatakan perang Iran dan Israel membawa kekhawatiran akan gangguan pasokan sehingga harga minyaknya naik. Dampaknya ke pasar modal bisa menjadi sentimen negatif dan bisa menjadi momentum koreksi IHSG setelah kenaikan signifikan sebelumnya.
"Sementara, dampak ke komoditas yang bersangkutan bisa naik dan saham-saham yang relate dengan harga minyak bisa jadi diuntungkan dalam jangka pendeknya," ujar Sukarno kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.