Bisnis.com, JAKARTA — Emiten otomotif PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) meningkatkan kompetitivitasnya dalam mengembangkan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia. Salah satu langkah terbaru perseroan yaitu menggandeng pabrikan China.
Direktur Utama IMAS Jusak Kertowidjojo mengatakan salah satu langkah perseroan dalam mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia adalah menggaet banyak kerja sama. Tahun ini, sejumlah langkah kerja sama hingga peluncuran produk baru terkait kendaraan listrik sudah dieksekusi IMAS.
"Pengembangan kendaraan listrik dilakukan dengan memasarkan baik merek dari Eropa, seperti VW. Dari Jepang ada Nissan, dan China total tujuh merek baru," kata Jusak kepada Bisnis dalam public expose pada Senin (16/6/2025).
Adapun, salah satu langkah kerja sama dijalankan IMAS dengan Changan Automobile dari China pada tahun ini. Jusak sempat mengatakan alasan IMAS melirik produsen asal China untuk memperkuat portofolio kendaraan listrik, sebab Negeri Tirai Bambu tersebut jauh lebih maju dalam hal ekosistem EV.
Dia melihat saat ini sudah banyak negara-negara maju yang mulai meninggalkan mobil berbahan bakar BBM ICE. Alhasil, perseroan mulai lebih giat melakukan penetrasi ke kendaraan listrik untuk mengikuti perkembangan yang terjadi di industri otomotif saat ini.
Adapun, upaya mengembangkan pasar kendaraan listrik dilakukan IMAS seiring dengan peluang besarnya di Indonesia. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkapkan data penjualan mobil battery electric vehicle (BEV) pada Maret 2025 tembus 8.835 unit.
Angka itu melesat 70,46% secara bulanan, dibandingkan Februari 2025 sebanyak 5.183 unit. Sepanjang periode Januari-Maret 2025, penjualan mobil listrik murni tercatat sebanyak 16.535 unit.
Sementara, peningkatan penjualan kendaraan listrik itu terjadi saat pasar otomotif lesu. Gaikindo mencatat sepanjang kuartal I/2025, penjualan mobil wholesales turun 4,7% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 205.160 unit, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 215.250 unit.
Penjualan mobil secara ritel pun susut 8,9% menjadi 210.483 unit, dibandingkan tiga bulan pertama 2024 sebanyak 231.027 unit.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2025, IMAS mencatatkan penurunan laba bersih 64,11% yoy menjadi Rp5,26 miliar, dibandingkan Rp14,66 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Segmen usaha otomotif IMAS bahkan membukukan kerugian Rp66,71 miliar per kuartal I/2025, dibandingkan raupan laba bersih pada kuartal I/2024 sebesar Rp39,67 miliar.
Meskipun, IMAS mencatatkan peningkatan pendapatan 3,47% yoy menjadi Rp7,53 triliun per kuartal I/2025, dibandingkan Rp7,28 triliun per kuartal I/2024.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.