Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Menguat di Tengah Proses Perundingan AS-China

Harga emas naik tipis, didukung oleh melemahnya dolar AS dan perhatian pelaku pasar terus yang tertuju pada pembicaraan perdagangan AS-China.
Karyawati memperlihatkan logam mulia di Butik Emas Logam Mulia Antam, Jakarta, Senin (2/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati memperlihatkan logam mulia di Butik Emas Logam Mulia Antam, Jakarta, Senin (2/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas terpantau naik tipis, didukung oleh melemahnya dolar AS dan perhatian pelaku pasar terus yang tertuju pada pembicaraan perdagangan AS-China yang sedang berlangsung.

Melansir Reuters pada Selasa (10/6/2025), harga emas di pasar spot naik 0,8% menjadi US$3.335,02 per ons setelah turun ke level terendah lebih dari satu minggu di awal sesi. Sementara itu, harga emas berjangka Comex di AS naik 0,2% pada US$3.354,9 per ons.

Sementara itu, dndeks dolar AS terpantau menurun 0,3%, membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Pejabat senior AS dan China bertemu di London untuk membahas tarif balasan yang diberlakukan pada produk masing-masing tahun ini, beserta pembatasan perdagangan lainnya.

Bulan lalu, kedua pihak sepakat untuk jeda sementara, yang memberikan sedikit kelegaan bagi investor.

Kepala strategi komoditas di TD Securities, Bart Melek menyebut, hasil positif dalam perundingan AS-China dapat memberikan sedikit sentimen negatif untuk emas dalam jangka pendek.

"Saya pikir ekonomi yang lebih lemah, kemungkinan penurunan suku bunga, dan momentum yang lebih rendah di sisi selera risiko membuat orang beralih ke emas. Dan, tentu saja ekspektasi inflasi yang lebih tinggi," jelas Melek.

Dalam perkembangan lain lain, Rusia mengatakan pasukannya telah menguasai lebih banyak wilayah di wilayah timur-tengah Ukraina, Dnipropetrovsk, tempat Kremlin mengatakan pertempuran sebagian ditujukan untuk menciptakan zona penyangga. 

Emas sebagai aset safe haven menjadi lebih menarik selama periode ketidakpastian geopolitik dan ekonomi. Emas juga cenderung berkembang pesat dalam lingkungan suku bunga rendah karena merupakan aset yang tidak memberikan imbal hasil. 

Investor juga menunggu data Indeks Harga Konsumen AS yang akan dirilis pada Jumat (13/6/2025), untuk mengukur kesehatan ekonomi negara tersebut dan memprediksi lintasan penurunan suku bunga Federal Reserve. 

Data selama akhir pekan menunjukkan bahwa bank sentral China menambahkan emas ke cadangannya pada bulan Mei untuk bulan ketujuh berturut-turut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper