Bisnis.com, JAKARTA — Grab Holdings Limited merancang penerbitan obligasi senilai US$1,25 miliar secara agregat yang akan jatuh tempo pada 2030.
Rencana itu disampaikan Grab kepada otoritas pasar modal Amerika Serikat, United States Securities and Exchange Commission pada 9 Juni 2025.
Dalam dokumen tersebut, tingkat kupon, rasio konversi, dan harga penawaran obligasi tersebut masih dalam proses finalisasi dan akan diputuskan saat jadwal penentuan harga (time of pricing).
Apabila dikonversi dengan kurs Jisdor Rp16.277 per dolar AS, nilai obligasi yang dirancang Grab setara dengan Rp20,34 triliun.
Manajemen Grab menjelaskan dana yang diperoleh dari hasil penerbitan surat utang tersebut akan digunakan untuk empat alokasi. Pertama, kebutuhan umum perusahaan.
“Kedua, mengoptimalkan fleksibilitas strategis—termasuk untuk potensi akuisisi dengan tetap mempertahankan standar tinggi atas transaksi tersebut,” tulis manajemen Grab dalam dokumen tersebut, dikutip Selasa (10/6/2025).
Ketiga, untuk concurent repurchase atau pembelian kembali saham yang telah diterbitkan perseroan. Dalam hal tersebut, Grab mengestimasi kebutuhan dana sebesar US$274 juta yang telah diotorisasi tetapi belum digunakan dalam alokasi program share repurchase US$500 juta yang diumumkan pada Februari 2024.
Keempat, untuk program share repurchases yang harus disetujui lebih dulu oleh dewan direksi Grab. Surat utang yang dirancang Grab akan jatuh tempo pada 2030.