Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peluang Cuan Darma Henwa (DEWA) Grup Bakrie Usai Genjot Ekspansi 2025

Darma Henwa (DEWA), tengah tancap gas melakukan ekspansi pada tahun ini. Langkah ini diyakini mampu mendorong profitabilitas dan penguatan harga sahamnya.
Aktivitas penambangan oleh kontraktor tambang PT Darma Henwa Tbk. (DEWA)/istimewa.
Aktivitas penambangan oleh kontraktor tambang PT Darma Henwa Tbk. (DEWA)/istimewa.

Prospek Saham DEWA

Gerak saham DEWA pun tercatat kinclong pada 2025. Harga saham DEWA telah naik 10,18% dalam sepekan perdagangan terakhir ditutup di level Rp184 per lembar pada perdagangan Kamis (5/6/2025).

Harga saham DEWA juga telah melesat 65,77% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Juan Harahap dan Fadhlan Banny dalam risetnya menilai transformasi besar sedang berlangsung di DEWA.

"DEWA sedang menjalani transformasi besar saat beralih ke model bisnis kontrak internal yang lebih besar, membuka jalan bagi perluasan margin besar-besaran dan pertumbuhan EPS [earning per share]," kata Juan dan Fadhlan dalam risetnya.

Penambahan alat berat baru di DEWA dinilai akan memberikan dorongan bagi margin EBITDA. Pada 2025, margin EBITDA DEWA diproyeksikan menjadi 26,5%, naik dari 2024 sebesar 14,2%.

Pada 2024, DEWA juga menjalani perbaikan neraca utama melalui konversi utang menjadi ekuitas melalui private placement. Langkah tersebut dinilai membantu memulihkan rasio lancar DEWA dan mengurangi rasio utang terhadap ekuitas.

Samuel Sekuritas pun merekomendasikan buy untuk DEWA dengan target harga di level Rp350 per lembar.

Di sisi lain, terdapat tantangan bagi DEWA di antaranya gangguan cuaca hingga keterlambatan ketersediaan peralatan berat.

Investment Analyst Stockbit Sekuritas Hendriko Gani dalam risetnya menilai kinerja laba DEWA yang cemerlang pada kuartal I/2025 didukung oleh ekspansi seluruh margin laba.

"Kami memperkirakan margin laba DEWA dapat terus naik ke depannya seiring inisiatif peningkatan kapasitas operasional dan transformasi model bisnis dari subcontractor heavy menjadi in-house execution," tulis Hendriko.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper