Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peluang Cuan Darma Henwa (DEWA) Grup Bakrie Usai Genjot Ekspansi 2025

Darma Henwa (DEWA), tengah tancap gas melakukan ekspansi pada tahun ini. Langkah ini diyakini mampu mendorong profitabilitas dan penguatan harga sahamnya.
Aktivitas penambangan oleh kontraktor tambang PT Darma Henwa Tbk. (DEWA)/istimewa.
Aktivitas penambangan oleh kontraktor tambang PT Darma Henwa Tbk. (DEWA)/istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten kontraktor tambang Grup Bakrie, PT Darma Henwa Tbk. (DEWA), tengah tancap gas melakukan ekspansi pada tahun ini. Langkah ini diyakini mampu mendorong profitabilitas dan membuka peluang bagi penguatan sahamnya.

Geliat ekspansi terbaru DEWA ditunjukan dengan langkah investasi pengadaan alat berat. Berdasarkan keterbukaan informasi, pada akhir bulan lalu DEWA mengumumkan investasi strategis dalam bentuk pengadaan alat berat dari PT XCMG Group Indonesia senilai Rp942,21 miliar dan dukungan penyediaan untuk proyek-proyek potensial perseroan di kemudian hari.

Director & Corporate Secretary Darma Henwa Ahmad Hilyadi menjelaskan transaksi tersebut akan berdampak terhadap kegiatan operasional dan kondisi keuangan perseroan.

"Dari sisi operasional, pengadaan unit alat berat baru akan meningkatkan kapasitas produksi internal sehingga meningkatkan efisiensi pelaksanaan proyek," kata Ahmad Hilyadi di keterbukaan informasi pada beberapa waktu lalu.

Dari sisi keuangan, Ahmad Hilyadi menjelaskan investasi diharapkan akan meningkatkan pendapatan, margin keuntungan, dan memperbaiki struktur biaya dalam jangka menengah hingga panjang.

Sebelumnya, Direktur Darma Henwa Sorimuda Pulungan juga mengatakan perseroan saat ini tengah intens untuk investasi pengadaan alat berat baru untuk meningkatkan kinerja pendapatan mendatang.

Dengan pembelian alat baru ini, kata Sorimuda, pekerjaan yang selama ini diserahkan kepada perusahaan kontraktor tambang lainnya bisa dikurangi.

“Pekerjaan kami di BUMI [Bumi Resources] yang dulu sebagian kami subkontrakkan ke mining services company yang lain sekarang ingin kami kerjakan lebih banyak porsinya,” kata Sorimuda.

Sorimuda mengatakan sebagian besar belanja modal (capital expenditure/capex) DEWA tahun ini pun bakal dialihkan untuk pembelian alat berat baru dan perawatannya.

DEWA pun telah ancang-ancang sejak tahun lalu untuk membiayai langkah ekspansinya itu. DEWA misalnya telah menandatangani perjanjian fasilitas kredit sindikasi pada pertengahan tahun lalu dengan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Papua, PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR), PT Bank Jtrust Indonesia Tbk. (BCIC) dan PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah.

Total pinjaman sindikasi lima bank itu kepada DEWA mencapai Rp2,6 triliun. Sorimuda mengatakan pinjaman itu baru mulai diserap tahun ini sebagai capex perseroan.

Sebelumnya, DEWA juga menggelar penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement dengan menerbitkan secara kumulatif 18,8 miliar saham baru di harga pelaksanaan Rp75 per saham.

Private placement DEWA itu bertujuan untuk mengkonversi utang Rp1,41 triliun kepada tiga kreditur, yakni PT Madhani Talatah Nusantara (MTN) dengan hak tagih senilai Rp756,99 miliar, PT Andhesti Tungkas Pratama (ATP) sebesar Rp358,92 miliar, dan utang kepada PT Antareja Mahada Makmur sebesar Rp296,6 miliar.

Setelah private placement, MTN bakal memegang 24,8% saham DEWA dengan kepemilikan sekitar 10,09 miliar saham. Selanjutnya, ATP bakal memegang 11,8% atau sekitar 4,78 miliar saham dan AMM menghimpit 9,7% atau sekitar 3,95 miliar saham DEWA.

Sementara itu, Goldwace Capital Limited memegang kepemilikan 9,4%, Zurich Asset International memegang 6,2% dan masyarakat mencapai 38,2%.

Adapun, seiring dengan langkah ekspansi, kinerja laba DEWA pada awal tahun ini pun melonjak. DEWA telah mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp68,89 miliar pada kuartal I/2025, melesat 763,1% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp7,98 miliar.

Pendapatan DEWA pun naik 9,08% yoy menjadi Rp1,58 triliun pada kuartal I/2025, dibandingkan Rp1,45 triliun pada kuartal I/2024.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper