Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Menguat Didorong Data Tenaga Kerja dan Harapan Dialog AS–China

Bursa saham AS ditutup menguat setelah laporan ketenagakerjaan yang solid meredam kekhawatiran pasar atas kondisi ekonomi.
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup di zona hijau pada Jumat (6/6/2025) setelah laporan ketenagakerjaan yang solid meredam kekhawatiran pasar atas kondisi ekonomi, sementara saham Tesla bangkit dari tekanan tajam sehari sebelumnya.

Indeks S&P 500 berhasil menembus level psikologis 6.000 untuk pertama kalinya sejak 21 Februari, ditopang lonjakan saham-saham teknologi.

Melansir Reuters, Sabtu (7/6/2025), indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 442,88 poin (1,05%) ke 42.762,62. Sementara itu, indeks S&P 500 naik 61,02 poin (1,03%) ke 6.000,32, sementara Nasdaq Composite menguat 231,50 poin (1,20%) ke 19.529,95.

Secara mingguan, indeks S&P naik 1,5%, Dow menguat 1,17%, dan Nasdaq memimpin dengan lonjakan 2,18%.

Investor menyambut positif pernyataan Presiden Donald Trump bahwa tiga pejabat tinggi AS akan bertemu dengan delegasi China di London pada 9 Juni untuk melanjutkan pembicaraan dagang.

“Pasar selalu tertarik mengejar iming-iming kesepakatan dagang. Tantangannya hanya, apakah kesepakatan itu benar-benar tercapai,” ujar Jamie Cox dari Harris Financial Group.

Laporan dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan ekonomi AS menambah 139.000 pekerjaan pada Mei, sedikit di atas ekspektasi 130.000 pekerjaan, meski lebih rendah dari revisi April sebesar 147.000. Tingkat pengangguran tetap di 4,2%, sesuai prediksi.

Pascarilis data tersebut, para pelaku pasar mulai mengurangi spekulasi akan adanya pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dalam waktu dekat. Berdasarkan kontrak suku bunga jangka pendek, investor memperkirakan pemangkasan baru akan dilakukan pada September, dengan kemungkinan hanya satu kali penurunan hingga akhir tahun. The Fed dijadwalkan menggelar rapat bulan ini.

“Kami perkirakan The Fed akan menahan suku bunga bulan ini, dan kemungkinan baru melanjutkan siklus pelonggaran jika data pasar tenaga kerja melemah lebih lanjut,” kata Lindsay Rosner, Kepala Investasi Pendapatan Tetap Multi-sektor di Goldman Sachs Asset Management.

Di lantai bursa, indeks S&P 500 mencetak rekor tertinggi dalam lebih dari tiga bulan, meski masih sekitar 2% di bawah rekor yang tercatat Februari lalu. Dow Jones pun mencetak level tertinggi dalam tiga bulan terakhir.

Saham Tesla naik 3,8% setelah sehari sebelumnya anjlok sekitar 15% imbas perseteruan terbuka antara Trump dan Elon Musk, termasuk ancaman pemutusan kontrak pemerintah terhadap perusahaan milik Musk.

Saham-saham raksasa teknologi lainnya turut reli. Amazon naik 2,7% dan Alphabet (induk Google) menguat 3,25%. Saham Wells Fargo menanjak 1,9% setelah S&P Global meningkatkan prospek peringkatnya dari “stabil” menjadi “positif.” Bank ini baru saja keluar dari batasan aset sebesar $1,95 triliun.

Namun, saham Broadcom terkoreksi 5% setelah proyeksi pendapatan kuartalannya tidak memenuhi ekspektasi investor. Lululemon anjlok tajam 19,8% usai memangkas target laba tahunannya, dengan alasan meningkatnya biaya akibat tarif dagang dari Trump.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper