Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perunggasan PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk. (SIPD) optimistis meningkatkan pendapatan pada 2025 menjadi Rp5,5 triliun—Rp6 triliun. Perseroan juga berencana mengoperasikan pabrik makanan olahan baru.
Direktur SIPD Natanael Yuyun Suryadi menyampaikan industri perunggasan pada tahun ini masih menghadapi volatilitas, baik dari sisi harga ayam hidup maupun harga pakan. Untungnya, pada kuartal I/2025 harga pakan dan day old chicken (DOC) cukup stabil.
“Kami masih pantau volatilitas ke depan seperti apa. Harapannya kinerja perseroan tetap bertumbuh pada 2025,” ujarnya usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Kamis (5/6/2025).
Natanael menyebutkan SIPD menargetkan penjualan pada 2025 bisa mencapai Rp5,5 triliun, dan dalam skenario optimistis ke level Rp6 triliun. Segmen bisnis pakan ternak tetap menjadi kontributor utama perseroan.
Untuk proyeksi laba bersih pada 2025, dia memprediksi nilainya serupa dengan pencapaian pada 2024. Tahun lalu, SIPD berhasil mengemas laba bersih Rp3,32 triliun, berbalik dari sebelumnya rugi bersih Rp17,31 miliar pada 2023.
Dari sisi top line, pada 2024 pendapatan SIPD mencapai Rp5,36 triliun, turun 12% year-on-year (YoY) dari Rp6,09 triliun pada 2023. Perincian pendapatan per segmen ialah pakan ternak Rp2,61 triliun atau berkontribusi 48,71%, segmen pembibitan dan peternakan ayam Rp1,51 triliun atau Rp28,24%, dan segmen ayam potong dan makanan beku Rp1,24 triliun atau 23,06%.
Baca Juga
“Profitabilitas akan terus kami jaga, meskipun harga unggas fluktuasi. Kami juga tidak bisa serta merta memacu penjualan, karena nantinya malah memengaruhi harga unggas lebih rendah,” jelasnya.
Pendapatan SIPD per Maret 2025 mencapai Rp1,35 triliun, turun 3,89% YoY dari sebelumnya Rp1,41 triliun. Namun, laba bersih melonjak 203,87% YoY menuju Rp19,51 miliar dari Rp6,42 miliar per Maret 2024.
Pada Juni 2025, SIPD secara bertahap akan mengoperasikan pabrik makanan olahan baru di Nganjuk, Jawa Timur. Fasilitas makanan beku tersebut memiliki kapasitas produksi 28.800 ton per tahun.
Natanael menyebutkan perseroan telah mengalokasikan dana Rp400 miliar untuk pengembangan pabrik baru sejak 2023. Pada tahun ini, alokasi belanja modal (capex) mencapai Rp100 miliar untuk pabrik baru dan pemeliharaan pabrik lama.
“Kami akan secara bertahap meningkatkan produksi di pabrik baru, karena menyesuaikan dengan permintaan makanan olahan yang masih menantang. Prediksi kami penjualan membaik sekitar Juli—Agustus 2025,” imbuhnya.