Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebakaran Hutan Kanada dan Ancaman Tarif Baru Trump Picu Reli Harga Minyak Dunia

Harga minyak mentah Brent naik 2,95% ke US$64,63 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 2,85% ke US$62,52.
Tangki penyimpanan minyak di Midland, Texas, AS, pada hari Kamis, 3 Oktober 2024./Bloomberg-Anthony Prieto
Tangki penyimpanan minyak di Midland, Texas, AS, pada hari Kamis, 3 Oktober 2024./Bloomberg-Anthony Prieto

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia menguat hampir 3% karena kebakaran hutan yang terjadi di provinsi penghasil minyak Kanada mengancam pasokan dan ancaman tarif baru Presiden Donald Trump membebani dolar AS.

Melansir Reuters pada Selasa (3/6/2025), harga minyak mentah Brent naik US$1,85, atau 2,95%, menjadi US$64,63 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik US$1,73, atau 2,85%, menjadi US$62,52.

Pergerakan harga minyak salah satunya dipengaruhi oleh kebakaran hutan yang terjadi di provinsi penghasil minyak Alberta di Kanada. Menurut perhitungan Reuters. Kebakaran tersebut telah memengaruhi sekitar 7% dari keseluruhan produksi minyak mentah negara itu hingga Senin (2/6/2025) waktu setempat.

Setidaknya dua operator pasir minyak termal di selatan pusat industri Fort McMurray mengevakuasi pekerja dari lokasi mereka selama akhir pekan dan menutup produksi sebagai tindakan pencegahan.

"Kebakaran hutan di Alberta kini mulai merembes," kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.

Penguatan harga minyak juga terdorong oleh melemahnya dolar AS karena kekhawatiran bahwa ancaman tarif baru Trump dapat merugikan pertumbuhan dan memicu inflasi.

Mata uang AS yang lebih lemah membuat komoditas yang dihargakan dalam dolar seperti minyak lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Jorge Leon dari Rystad Energy menambahkan, pergerakan harga juga didukung oleh peningkatan premi risiko geopolitik setelah serangan pesawat nirawak Ukraina terhadap Rusia selama akhir pekan.

Sementara itu, sinyal beragam dari perundingan Iran-AS membuat pelaku pasar gelisah. Seorang diplomat Iran mengatakan pada hari Senin bahwa Iran siap menolak usulan AS untuk mengakhiri sengketa nuklir yang telah berlangsung puluhan tahun. Delegasi dari kedua negara membuat beberapa kemajuan setelah putaran perundingan kelima di Roma bulan lalu.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+ memutuskan untuk menaikkan produksi sebesar 411.000 barel per hari (bpd) pada Juli mendatang, peningkatan bulanan ketiga berturut-turut dari jumlah tersebut.

Peningkatan itu dilakukan karena OPEC+berupaya merebut kembali pangsa pasar dan menghukum anggota yang telah memproduksi lebih dari kuota mereka.

Sumber yang mengetahui perundingan OPEC+ mengatakan pada Jumat pekan lalu bahwa kelompok tersebut dapat membahas peningkatan yang lebih besar.

Pedagang minyak mengatakan peningkatan 411.000 bpd telah diperhitungkan dalam harga berjangka Brent dan WTI.

Analis senior Price Futures Group Phil Flynn mengatakan investor telah memperkirakan kelompok penghasil minyak itu akan meningkatkan produksi lebih banyak dari yang sebenarnya. 

"Saya pikir mereka salah paham," ujarnya.

Sementara itu, analis Goldman Sachs memperkirakan OPEC+ akan menerapkan peningkatan produksi terakhir sebesar 410.000 barel per hari pada bulan Agustus. 

"Fundamental minyak yang relatif ketat, data aktivitas global yang kuat, dan dukungan musim panas terhadap permintaan minyak menunjukkan bahwa perlambatan permintaan yang diharapkan tidak akan cukup tajam untuk menghentikan peningkatan produksi saat memutuskan tingkat produksi bulan Agustus pada tanggal 6 Juli," jelas Goldman Sachs dalam sebuah catatan. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper