Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas turun hampir 1% setelah Presiden AS Donald Trump mencabut ancamannya untuk mengenakan tarif 50% pada barang-barang dari Uni Eropa mulai 1 Juni, yang mengurangi permintaan untuk aset safe haven tersebut.
Melansir Reuters pada Selama (27/5/2025), harga emas di pasar spot turun 0,8% menjadi US$3.332,04 per ons. Sementara itu, harga emas berjangka AS turun 1% menjadi US$3.331,90 per ons.
"Saya akan menyebutnya hari range-trading," kata Giovanni Staunovo, analis UBS, yang mengaitkan penurunan harga yang moderat dengan keputusan Trump untuk menunda pemberlakuan tarif yang lebih tinggi pada UE.
Dia menambahkan, dengan hari libur Memorial Day di AS, aktivitas perdagangan kemungkinan akan berada di kisaran yang lebih rendah. Sebagai informasi, pasar di Amerika Serikat dan Inggris ditutup pada Senin karena hari libur umum.
Trump pada Minggu (25/5/2025) memperpanjang batas waktu negosiasi hingga 9 Juli 2025 antara AS dan Uni Eropa untuk menghasilkan kesepakatan perdagangan.
Pada Jumat pekan lalu, harga emas mencatat minggu terbaiknya dalam enam minggu terakhir, setelah Trump memperbarui ancaman tarif pada barang-barang Uni Eropa.
Baca Juga
Trump juga mengatakan dia sedang mempertimbangkan tarif 25% pada semua produk Apple iPhone yang dijual di AS tetapi tidak dibuat di sana.
"Kami masih mencari harga yang lebih tinggi selama beberapa bulan mendatang, mengharapkan logam mulia untuk menguji ulang level US$3.500/oz," kata Staunovo.
Sementara itu, data menunjukkan impor emas bersih China melalui Hong Kong meningkat lebih dari dua kali lipat pada bulan April dari bulan Maret, dan merupakan yang tertinggi sejak Maret 2024.
Citi menaikkan target harga emas dalam tiga bulan ke depan menjadi US$3.500/oz dari US$3.150, di tengah kebijakan tarif AS, risiko geopolitik, dan kekhawatiran seputar anggaran AS. Bank tersebut memperkirakan harga emas akan berkonsolidasi antara US$3.100/oz dan US$3.500/oz.
Turut mempengaruhi pergerakan harga emas adalah risiko geopolitik meliputi perang di Ukraina. Rusia menyerang Ukraina untuk malam ketiga berturut-turut, kata pejabat regional Ukraina dan layanan darurat, sehari setelah serangan udara terbesar dalam perang sejauh ini.