Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten milik Prajogo Pangestu mencatatkan kinerja positif di tengah eskalasi perang dagang AS-China. Siapakah yang mencatatkan cuan paling tebal?
Dalam catatan Bisnis, sebanyak tiga dari lima emiten terafiliasi Prajogo membukukan pertumbuhan laba bersih yang cukup siignifikan pada kuartal I/2025. PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), misalnya, mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 18,76% year-on-year menjadi US$34,24 juta pada akhir Maret 2025 dari US$28,83 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain itu, emiten Prajogo Pangestu yang turut mencatatkan pertumbuhan positif a.l. PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) dan PT Petrosea Tbk. (PTRO). BRPT mencatatkan pertumbuhan laba bersih 82,59% menjadi US$16,16 juta pada kuartal I/2025. Sementara itu, PTRO bahkan bertumbuh 464,41% menjadi US$920.000.
Baca Juga : Investor Kakap Tambah Muatan di Saham Prajogo Pangestu, PTRO dan CUAN Jelang Bagi Dividen |
---|
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas David Kurniawan menilai, pertumbuhan positif emiten-emiten Prajogo terutama terjadi pada emiten yang memiliki keterkaitan dengan tanggung jawab lingkungan. Menurut David, kinerja BREN, BRPT, dan PTRO yang positif, didukung oleh komitmen pemerintah terhadap isu transisi energi.
"Sentimen positif terkait BREN, BRPT, dan PTRO, yang pertama komitmen pemerintah terhadap transisi energi, kinerja operasional BREN dalam energi panas bumi dan angin, transformasi PTRO ke bisnis tambang ramah lingkungan, hingga BRPT sebagai induk usaha EBT," katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (21/5/2025).
Selain itu, dukungan investor asing dan lembaga keuangan hijau (ESG) kepada emiten-emiten yang bergerak pada sektor keberlanjutan lingkungan, menjadi faktor lainnya.
Senada, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto juga menerangkan, pertumbuhan positif BREN pada kuartal I/2025 terutama didukung oleh permintaan energi baru terbarukan yang cenderung tidak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global. Menurut dia, permintaan atas energi terbarukan cukup stabil sepanjang kuartal I/2025.
”Kinerja BREN tetap solid berkat portofolio energi terbarukan yang terdiversifikasi, khususnya panas bumi dan energi angin. Permintaan energi baru terbarukan di Indonesia relatif stabil dan tidak terlalu terpengaruh gejolak global,” katanya.
Alhasil, BREN dan BRPT dinilai memiliki prospek jangka panjang yang cukup baik. Rully menilai, sektor renewables energy cukup solid bertahan di tengah gempuran ekonomi global. Sementara itu, David menilai, selain sektor energi baru terbarukan yang menjanjikan, kedua emiten itu memiliki kinerja keuangan yang solid, sehingga memiliki prospek jangka panjang yang cukup baik.
Sementara itu, ada dua emiten milik konglomerat itu yang mengalami penyusutan laba bersih. Emiten-emiten itu a.l. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) yang mengalami penyusutan laba bersih sebesar 94,36% menjadi US$1,70 juta pada kuartal I/2025.
Baca Juga : Pertahankan Peringkat idAA- untuk Emiten Prajogo Pangestu Chandra Asri (TPIA), Ini Alasan Pefindo |
---|
Selain itu, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) juga tercatat masih merugi sebesar US$25,64 juta pada kuartal I/2025. Meskipun begitu, kerugian TPIA menyusut 22,58% YoY.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta menilai, kerugian yang mendera CUAN dan TPIA terkait dengan sentimen global yang relatif belum kondusif.
”Tentunya juga diperlukan upaya bagi TPIA dan CUAN selain untuk meningkatkan kinerja top line-nya, juga menerapkan program efisiensi bisnis,” kata Nafan saat dihubungi Bisnis, Rabu (21/5/2025).
Komisaris Utama Petrindo Jaya Kreasi Erwin Ciputra membenarkan, bahwa sepanjang 2025, sektor pertambangan dan energi akan sangat dipengaruhi oleh perang tarif antara China dan AS. Hanya saja, dia optimis bahwa CUAN akan bertumbuh pada 2025.
”Kami berkeyakinan bahwa sektor pertambangan batu bara dan mineral Indonesia masih memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang yang sangat menarik guna memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional, seraya menuju transisi energi hijau yang masih sedang berkembang,” katanya dalam laporan tahunan perseroan, dikutip Selasa (6/5/2025).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.