Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merger Grab dan GOTO Dirumorkan Rampung Kuartal II/2025

Grab Holdings Limited. dikabarkan merampungkan akuisisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) pada kuartal II/2025 dengan nilai transaksi sekitar US$7 miliar.
Pengemudi ojek online (ojol) membawa penumpang di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengemudi ojek online (ojol) membawa penumpang di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Grab Holdings Limited. dikabarkan merampungkan proses akuisisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) pada kuartal II/2025.

Berdasarkan sumber Reuters, Grab yang berkantor pusat di Singapura sudah menunjuk penasihat untuk aksi korporasi tersebut.

"Kesepakatan sudah membicarakan beberapa hal, seperti keuangan, yang sedang dibicarakan Grab dengan perbankan," kata sumber tersebut, dikutip dari Reuters, dikutip Rabu (7/5/2025).

Sejauh ini, pihak Grab dan GOTO masih menolak untuk memberikan komentar.

Sebelumnya, seorang sumber menyebut Grab ingin mengakuisisi GOTO dengan harga sekitar US$7 miliar. Saham GOTO saat ini sudah melejit hingga 20% ytd dengan nilai pasar mencapai US$5,8 miliar.

Sementara itu, saham Grab yang tercatat di Nasdaq menguat 2,4% sejak awal tahun dengan kapitalisasi pasar US$20 miliar.

Lebih lanjut, sumber yang lain menyebutkan GoTO akan menjual unit internasionalnya di Singapura kepada Grab. Sedangkan di Indonesia, GOTO akan menjual seluruh bisnisnya, kecuali segmen keuangan, kepada Grab.

Adapun, GOTO yang didukung oleh SoftBank dan Taobao China Holding merupakan ekosistem digital terbesar di Indonesia dengan layanan transportasi, e-commerce, hingga jasa keuangan. 

Apabila merger Grab dan GOTO ini terjadi, data Euromonitor International memperkirakan entitas tersebut akan menjadi raksasa ride-hailing terbesar di Asia Tenggara dengan pangsa pasar sekitar 85% dari pasar sebesar US$8 miliar.

"Entitas merger akan memegang pangsa pasar lebih dari 91% di Indonesia, dan hampir 90% di Singapura," kata David Zhang dari Euromonitor International.

Namun demikian, regulator di Indonesia dan Singapura tampaknya akan menahan progres merger tersebut.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper