Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adu Kinerja Emiten Tambang INDY, AADI hingga ANTM di Kuartal I/2025

Kinerja sejumlah emiten tambang batu bara, logam, dan mineral bervariasi seperti INDY, AADI hingga ANTM sepanjang kuartal I/2025.
Warga mengakses data saham menggunakan laptop dan ponsel pintar di Tangerang, Banten, Kamis (10/4/2025)./Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses data saham menggunakan laptop dan ponsel pintar di Tangerang, Banten, Kamis (10/4/2025)./Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten di sektor tambang batu bara, logam, hingga mineral telah melaporkan kinerja keuangan sepanjang kuartal I/2025. Beberapa emiten tercatat membukukan kinerja yang berkilau, di saat yang lainnya mencetak kinerja negatif.

Awan mendung menyelimuti sebagian besar emiten batu bara sepanjang tiga bulan pertama 2025. Penurunan kinerja laba bersih terdalam hingga Minggu (4/5/2025) dicatatkan oleh PT Indika Energy Tbk. (INDY).

INDY membukukan laba bersih sebesar US$2,89 juta, ambrol 85,59% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$20,11 juta.

Sementara itu, pendapatan INDY pada kuartal I/2025 tercatat sebesar US$489,5 juta, yang juga turun 13,7% secara tahunan dari US$567,3 juta. 

Manajemen INDY menjelaskan penurunan kinerja ini terutama disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata batu bara.  Sementara itu, penurunan pendapatan disebabkan oleh penurunan kontribusi dari Kideco karena penurunan harga jual rata-rata (ASP) dan Indika Indonesia Resources karena volume perdagangan yang lebih rendah. 

Di sisi lain, pada tiga bulan pertama 2025, kontribusi pendapatan dari sektor non-batu bara adalah sebesar 18,0%, meningkat dibandingkan 8,5% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama INDY Arsjad Rasjid menjelaskan sepanjang kuartal III/2025, INDY secara konsisten menjaga produktivitas, mengoptimalkan kegiatan operasional, dan mendukung ketahanan energi nasional. 

“Hasil kinerja tiga bulan 2025 mencerminkan tantangan yang dihadapi di sektor batu bara, khususnya akibat harga jual yang menurun. Kami tetap berkomitmen pada strategi diversifikasi dengan terus meningkatkan investasi di sektor non-batu bara, termasuk di sektor mineral, energi baru dan terbarukan, dan kendaraan listrik. Keputusan kami mengalokasikan 94% belanja modal untuk bisnis non-batu bara mencerminkan arah strategis perusahaan menuju masa depan rendah karbon,” tutur Arsjad. 

Penurunan kinerja dari perusahaan batu bara juga dialami oleh emiten afiliasi Garibaldi 'Boy' Thohir, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI).

Berdasarkan laporan keuangannya, AADI membukukan pendapatan sebesar US$1,16 miliar. Pendapatan ini turun 11,42% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$1,31 miliar. 

AADI juga mencatatkan laba bersih yang turun hingga 29,19% pada kuartal I/2025 menjadi US$195,9 juta atau sekitar Rp3,24 triliun. Sebelumnya, pada periode yang sama tahun lalu, laba bersih AADI tercatat sebesar US$276,7 juta. 

Penurunan kinerja juga dialami emiten kongsi Grup Bakrie dan Grup Salim, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI). BUMI mencatatkan pendapatan sebesar US$348,7 juta pada kuartal I/2025. Pendapatan ini naik 12,14% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$311,01 juta.

Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk BUMI juga tercatat turun hingga 73,6% menjadi US$17,9 juta atau setara Rp297,9 miliar. Laba bersih ini turun dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$67,6 juta.

Di tengah penurunan kinerja emiten batu bara ini, emiten batu bara milik taipan kelahiran Singapura, Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) justru mencatatkan peningkatan kinerja.

BYAN membukukan pendapatan yang naik 15,74% menjadi US$890,14 juta pada kuartal I/2025, dari US$769,12 juta secara tahunan.

Sementara itu, laba bersih BYAN juga ikut naik 3,45% pada tiga bulan pertama tahun ini, menjadi US$217,9 juta, dari sebelumnya sebesar US$210,64 juta pada periode yang sama tahun lalu. 

Kinerja Emiten Batu Bara Kuartal I/2025 

Emiten Pendapatan Kuartal I Perubahan Laba Bersih Kuartal I Perubahan
2025 2024 2025 2024
PTBA* 9.958.441 9.409.583 5,83% 391.479 790.940 -50,50%
ADMR 199.937 274.535 -27,17% 65.450 116.046 -43,60%
AADI 1.164.437 1.314.579 -11,42% 195.996 276.793 -29,19%
BUMI 348.777 311.015 12,14% 17.866 67.639 -73,59%
BYAN 890.149 769.126 15,74% 217.910 210.642 3,45%
INDY 489.598 567.322 -13,70% 2.899 20.114 -85,59%
Disajikan dalam ribuan dolar AS
*Disajikan dalam jutaan rupiah

Analis JP Morgan Arnanto Januri dalam risetnya menilai harga batu bara Indonesia akan tetap lemah untuk saat ini. JP Morgan juga belum melihat adanya katalis dalam waktu dekat yang dapat membalikkan tren ini tanpa adanya respons dari sisi pasokan. 

Di sisi lain, data terbaru menunjukkan impor batu bara China mengalami kontraksi 6% secara tahunan pada Maret 2025, yang mengindikasikan bahwa harga domestik lebih menarik dibandingkan impor, suatu kondisi yang negatif bagi batu bara Indonesia.

Adapun JP Morgan mencermati harga saham ITMG dan PTBA tetap tangguh di tengah volatilitas pasar baru-baru ini sejak Liberation Day pada 2 April 2025. Kedua saham ini mengungguli IHSG lebih dari 5%. 

"Hal ini terjadi meskipun harga batu bara terus menurun dalam periode yang sama. Kami percaya investor domestik mencari safe haven di perusahaan batu bara yang berpenghasilan dolar AS," tulis Arnanto dalam risetnya.

Emiten Logam Berpendar

Berbanding terbalik dengan kinerja emiten batu bara, emiten-emiten logam pada kuartal I/2025 mencetak kinerja berkilau. Peningkatan laba bersih terjadi pada emiten-emiten tambang logam dan mineral.

Emiten logam pelat merah PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) misalnya, mencetak peningkatan pendapatan jumbo hingga 203,35% menjadi Rp26,15 triliun pada kuartal I/2025. Pendapatan ini melesat dari periode yang sama tahun 2024 yang sebesar Rp8,6 triliun. 

Peningkatan pendapatan ini turut menopang peningkatan laba bersih ANTM hingga 794,05%. Laba bersih ANTM meroket menjadi Rp2,13 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp238,3 miliar. 

Direktur Utama ANTAM Nicolas D. Kanter menuturkan capaian positif ini merupakan hasil dari respons cepat ANTM terhadap tantangan pasar serta penguatan efisiensi  operasional secara berkelanjutan.

Segmen emas juga menjadi penopang utama kinerja ANTM, dengan capaian pertumbuhan penjualan yang signifikan di kuartal I/2025 sebesar 182%, dengan nilai Rp21,61 triliun. Produk emas menjadi kontributor terbesar penjualan ANTM dengan proporsi 83% terhadap total penjualan ANTM pada kuartal I/2025. 

Manajemen ANTM menjelaskan pertumbuhan penjualan emas pada kuartal I/2025, didorong oleh faktor global dan strategi bisnis yang efektif. Kondisi geoekonomi dan geopolitik global meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.

Selain ANTM, PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) juga menikmati peningkatan kinerja tebal pada kuartal I/2025 ini. BRMS mencetak pendapatan sebesar US$63,3 juta, naik 211,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$20,3 juta. 

Demikian pula dengan laba bersih BRMS yang naik hingga 303,88% menjadi US$14,46 juta, dari sebelumnya sebesar US$3,58 juta. 

Direktur & Chief Financial Officer BRMS Charles Gobel mengatakan sepanjang periode kuartal I/2025, BRMS membukukan kenaikan pendapatan, laba usaha, dan laba bersih. 

"Kinerja keuangan yang semakin membaik tersebut dikarenakan peningkatan produksi emas dari anak usaha kami di Palu, yaitu PT Citra Palu Minerals dan kenaikan harga jual emas," ujar Charles dalam keterangan resminya, Selasa (29/4/2025). 

 Kinerja Emiten Tambang Logam dan Mineral Kuartal I/2025

Emiten Pendapatan Kuartal I Perubahan Laba Bersih Kuartal I Perubahan
2025 2024 2025 2024
HRUM 298.935 265.971 12,39% 5.569 987 464,05%
BRMS 63.315 20.325 211,51% 14.467 3.582 303,88%
ANTM* 26.151.701 8.620.871 203,35% 2.131.188 238.374 794,05%
AMMN 2.124 601.550 -99,65% -138.763 129.056 -207,52%
INCO 206.525 229.937 -10,18% 21.795 6.194 251,87%
NCKL 7.127 6.034 18,11% 1.656 1.001 65,43%
Disajikan dalam ribuan dolar AS
*Disajikan dalam jutaan rupiah

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper