Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Kongsi Boy Thohir dan TP Rachmat (ESSA) Turun 20,39% per Kuartal I/2025

Kinerja lesu laba ESSA dipengaruhi oleh penurunan pendapatan 5,68% yoy menjadi US$69,62 juta atau Rp1,15 triliun pada tiga bulan pertama 2025.
Fasilitas produksi PT Essa Industries Indonesia Tbk. (ESSA)./Laporan Tahunan 2023
Fasilitas produksi PT Essa Industries Indonesia Tbk. (ESSA)./Laporan Tahunan 2023

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten kongsi Boy Thohir dan TP Rachmat PT ESSA Industries Indonesia Tbk. (ESSA) mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$8,12 juta atau atau Rp134,95 miliar (asumsi kurs Rp16.603 per dolar AS) per kuartal I/2025.

Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih ESSA turun 20,39% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$10,21 juta atau Rp169,52 miliar.

Kinerja lesu laba ESSA dipengaruhi oleh penurunan pendapatan 5,68% yoy menjadi US$69,62 juta atau Rp1,15 triliun pada tiga bulan pertama 2025, dibandingkan US$73,82 juta atau Rp1,22 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Raupan pendapatan ESSA paling banyak berasal dari segmen usaha amoniak yakni US$59,47 juta. Lalu, segmen usaha LPG menyumbang pendapatan sebesar US$10,14 juta.

Di sisi lain, beban pokok pendapatan ESSA naik 1,43% yoy menjadi US$47,35 juta pada kuartal I/2025, dibandingkan US$46,69 juta pada kuartal I/2024.

Alhasil, laba kotor ESSA pun susut 17,93% yoy menjadi US$22,26 juta pada periode yang berakhir 31 Maret 2025.

Presiden Direktur & CEO ESSA Kanishk Laroya menjelaskan catatan kinerja pada kuartal I/2025 ESSA terutama dipengaruhi oleh berkurangnya pasokan gas ke pabrik amoniak akibat kegiatan pemeliharaan di pemasok gas hulu, sehingga berdampak pada produksi amonia.

Harga amoniak dan LPG juga masing-masing mengalami sedikit penurunan sebesar 1% dan 0,4% dibandingkan kuartal I/2024. Namun, ke depan, harga amoniak diperkirakan akan tetap stabil dalam kisaran harga pada 2024.

"Kuartal I/2025 menunjukkan catatan kinerja operasional yang solid meskipun menghadapi pasokan gas yang lebih rendah dan kondisi pasar amoniak yang melemah," kata Kanishk dalam keterangan tertulis pada Rabu (30/4/2025).

ESSA sendiri meraup aset sebesar US$667,2 juta pada kuartal I/2025. Sementara liabilitas ESSA mencapai US$102,9 juta. 

Ekuitas emiten sektor bahan baku, khususnya di industri kimia ini pun mencapai US$564,3 juta pada periode yang berakhir 31 Maret 2025.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper