Bisnis.com, JAKARTA — PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam diproyeksikan mampu melanjutkan kinerja impresif pada kuartal I/2025.
Menurut laporan JP Morgan, potensi bisnis ANTM ditopang oleh dua faktor pendorong. Pertama, volume emas dan pemurnian yang lebih tinggi dan kedua, premi bijih nikel yang tangguh.
Benny Kurniawan dan tim ASEAN Metals, Indo Auto & Consumer Research di JP Morgan, dalam laporan yang dirilis, Kamis (17/4/2025), menjelaskan, bisnis pemurnian dan perdagangan emas ANTM tumbuh sekitar 40% volume pada 2024. Oleh karena itu, pihaknya pun memperkirakan momentum ini akan tetap kuat pada 2025.
“Kami juga berharap bisnis bijih nikel ANTM menunjukkan produksi dan penjualan yang lebih baik setelah penerbitan izin pada tahun 2024.”
Dalam laporan tersebut, JP Morgan juga merevisi proyeksi laba bersih setelah pajak (net profit after tax/NPAT) Antam pada 2025 menjadi Rp5,4 triliun atau naik 49% YoY, dari sebelumnya Rp4,6 triliun.
Revisi itu dilatarbelakangi oleh sederet pertimbangan termasuk harga jual rata-rata (average selling price/ASP) emas dan bijih nikel yang lebih tinggi. Selain itu, pertimbangannya adalah biaya royalti yang lebih tinggi untuk nikel dan emas.
Baca Juga
“Kami terus bersikap positif terhadap ANTM dengan latar belakang harga emas yang lebih tinggi dan sektor bijih nikel yang ketat,” jelas Benny dkk.
Alhasil, JP Morgan menegaskan pandangan positif untuk emiten logam ANTM dengan menegaskan rating overweight terhitung sejak 16 April 2025 dengan target harga pada level Rp2.380.
“Kami Overweight pada ANTM,” jelas Benny dkk.
Proyeksi Kinerja Kuartal I/2025 Antam (ANTM)
JP Morgan juga optimistis hasil kinerja Aneka Tambang pada kuartal I/2025 akan menjadi katalis utama untuk pergerakan saham perseroan.
Pada triwulan perdana tahun ini, profit after tax and minority interests (NPATMI) ANTM diperkirakan mencapai Rp1,6 triliun atau meningkat sekitar 9% dari kuartal sebelumnya (quartal-to-quartal/QtQ) dan bahkan melonjak 563% YoY.
“Kami percaya hasil kuartal I/2025 mendatang akan menjadi katalis utama untuk saham.”
Benny memerinci, faktor-faktor pendukung bagi kinerja perseroan pada triwulan I/2025 ANTM meliputi premi bijih nikel yang secara konsisten tinggi di atas patokan, berkisar US$10–US$15 pada Januari–Maret 2025 dan harga emas yang lebih tinggi, dengan harga jual rata-rata emas naik lebih 10% QtQ.
“[Selain itu] permintaan emas yang kuat (kami menganggap penurunan volume pemurnian/perdagangan emas secara QtQ sebagai hal yang konservatif),” jelasnya.