Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Aset Kripto di RI Turun, OJK Sebut Dampak Perang Dagang AS-China

Nilai transaksi kripto tercatat turun 25,61% secara MoM per Februari 2025. OJK melihat investor masih menahan diri untuk berinvestasi saat pasar tak menentu.
Warga beraktivitas di dekat logo Bitcoin di Jakarta, Selasa (15/10/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga beraktivitas di dekat logo Bitcoin di Jakarta, Selasa (15/10/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat meskipun jumlah konsumen aset kripto di Indonesia bertumbuh, namun nilai transaksinya menyusut pada awal tahun ini.

Berdasarkan data OJK, jumlah konsumen aset kripto di Indonesia mencapai 13,31 juta pada Februari 2025. Angkanya meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, Januari 2025 sebesar 12,92 juta konsumen.

Namun, nilai transaksi aset kripto tercatat lesu. Pada Februari 2025, nilai transaksi aset kripto di Indonesia mencapai Rp32,78 triliun, menyusut 25,61% dibandingkan bulan sebelumnya atau Januari 2025, sebesar Rp44,07 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi mengatakan penurunan nilai transaksi aset kripto sesuai dengan tren global.

Menurutnya, terjadi pelemahan harga aset kripto seperti Bitcoin, meskipun tidak signifikan. Pelemahan harga itu terdampak gejolak global, yakni perang dagang. Indeks fear and greed perdagangan kripto pun menurutnya mengarah ke fear.

"Investor menahan diri untuk aktif bertransaksi," kata Hasan setelah acara peluncuran OJK Infinity 2.0 pada Kamis (24/4/2025).

Meskipun, menurutnya ke depan akan ada pembalikan keadaan sejalan dengan harga aset kripto seperti Bitcoin yang mulai menguat.

"Ini dinamika yang terjadi, walau memang, sebagian menjadikan aset kripto yang likuid sebagai tujuan investasi aman, dibandingkan instrumen yang terdampak langsung dari gejolak signifikan. Diharapkan ini kejadian biasa," ujar Hasan.

Di sisi lain, konsumen aset kripto di Indonesia masih terus meningkat yang menunjukan minat konsumen baru terhadap aset kripto tinggi.

Lesunya harga aset kripto terjadi seiring dengan gejolak kekhawatiran akan adanya perang dagang yang dipicu oleh kebijakan impor AS.

Namun, Analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan harga aset kripto kini kembali menanjak. Harga Bitcoin melonjak lebih dari 12% dalam sepekan terakhir dan kini diperdagangkan di atas US$94.000.

Kenaikan ini dipicu oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengindikasikan kemungkinan pelonggaran tarif terhadap impor dari China.

Pasar langsung merespons positif, dengan ekspektasi bahwa Bitcoin akan segera menembus level psikologis US$100.000.

“Pernyataan Trump menjadi katalis kuat bagi lonjakan harga Bitcoin. Namun, investor tetap harus waspada terhadap potensi volatilitas tinggi yang masih membayangi pasar akibat dinamika geopolitik," ujar Fyqieh dalam keterangan tertulis pada Kamis (24/4/2025).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper