Bisnis.com, JAKARTA - Institusi global, mulai dari sektor keuangan, hiburan, sampai kesehatan, ramai-ramai memborong Ethereum (ETH) sebagai cadangan strategis. Apa landasannya?
Korporasi seakan mulai sadar potensi ETH sebagai 'minyak digital' lewat kemampuan kontrak pintarnya untuk membuat aplikasi terdesentralisasi (dApps). Mulai dari koin stabil (stablecoin), keuangan terdesentralisasi (DeFi), non-fungible token (NFT), hingga tokenisasi aset dunia nyata (RWA).
Tak heran, Kepala Riset Aset Digital Standard Chartered dalam analisisnya sampai mematok harga ETH mampu menembus US$7.500 akhir tahun nanti, hingga US$25.000 pada kisaran 2028.
Menurutnya, adopsi koin stabil menjadi pendorong utama. Terlebih, pemerintah Amerika Serikat (AS) telah memberi kepastian hukum lewat meneken Guiding and Establishing National Innovation for US Stablecoins (GENIUS) Act.
"Stablecoin menyumbang 40% dari semua aktivitas blockchain saat ini, dan lebih dari 50% stablecoin berada di Ethereum. GENIUS Act juga seharusnya secara tidak langsung meningkatkan aktivitas layer-1 Ethereum karena likuiditas yang meningkat mengarah pada lebih banyak aktivitas DeFi, di mana ETH juga mendominasi," jelas Kendrick dalam analisisnya, dikutip Rabu (20/8/2025).
Contoh paling anyar, perusahaan healthcare global Cosmos Health Inc. mengumumkan cadangan strategis ETH melalui BitGo Trust Company. Tujuannya bukan hanya akumulasi untuk profit, melainkan juga buat inovasi dan pengembangan produk.
Baca Juga
Pasalnya, CEO Cosmos Health Greg Siokas menjelaskan pihaknya juga akan mengeksplorasi adopsi blockchain buat sistem keterlacakan rantai pasok, program insentif kesehatan, dan program keterlibatan konsumen secara global.
Sementara itu, emiten teknologi blockchain bidang gim dan taruhan olahraga, SharpLink Gaming Inc. bukan hanya rutin mengoleksi ETH, tapi juga menarik sosok manajerial unggul bidang kripto.
SharpLink Gaming baru saja meminang veteran aset digital BlackRock, Joseph Chalom sebagai Co-CEO. Sementara itu, Co-Founder Ethereum dan pendiri Consensys, Joseph Lubin sudah terlebih dahulu menjadi Chairman.
Berdasarkan keterbukaan informasi terbaru SharpLink Gaming per kuartal II/2025, saat ini perusahaan memiliki 728.804 ETH atau setara Rp49,63 triliun di harga ETH ketika berita ini ditulis.
"Ethereum adalah jaringan terpercaya untuk desentralisasi ekonomi. Akumulasi agresif kami, juga manajemen strategis dan staking ETH yang kami lakukan, merupakan strategi untuk meningkatkan nilai kami di mata pemegang saham," ungkap Joseph Lubin dalam keterangannya.
Beralih ke contoh nyata dari sisi tokenisasi RWA, Platform Edukasi Kripto Pintu Academy menjelaskan sektor ini mulai berkembang karena mendorong akses investasi yang lebih luas dan terjangkau, meningkatkan likuiditas, serta memungkinkan aset fisik digunakan sebagai jaminan dalam protokol DeFi.
Melalui RWA, aset dunia nyata seperti properti, obligasi, dan komoditas diubah menjadi token digital yang bisa diperdagangkan secara on-chain.
Salah satu contohnya direalisasikan oleh BlackRock yang sejak 2024 meluncurkan tokenisasi aset bertajuk BlackRock USD Institutional Digital Liquidity Fund (BUIDL).
Token ini sebelumnya dibangun di atas blockchain Ethereum, namun kini telah terintegrasi dengan 6 token kontrak pintar lain seperti Solana, Polygon, dan Avalanche.
BUIDL diinvestasikan dalam deposito bank, surat berharga AS (US Treasury Bills), dan perjanjian pembelian kembali, lantas memungkinkan investor mendapatkan akses dalam portofolio tersebut, berikut imbal hasilnya lewat menyimpan token secara on-chain.
"Proyek-proyek seperti Franklin Templeton, Ondo Finance, Maple Finance, Centrifuge, Goldfinch, dan Realio Network pun saat ini mendorong adopsi RWA di berbagai jaringan blockchain, seperti di Ethereum dan Stellar," tulis Pintu Academy dalam analisisnya.
Menurut laporan BCG, pasar tokenisasi RWA diprediksi bisa mencapai US$16 triliun pada tahun 2030. Meski menjanjikan, tokenisasi RWA juga menghadapi tantangan besar seperti kepatuhan terhadap regulasi know your consumer (KYC/AML) dan pentingnya keterkaitan langsung antara token dan aset fisik.
"Kini, investor ritel sudah bisa mengakses token yang berhubungan dengan RWA, seperti MakerDAO [MKR] dan Synthetix [SNX] melalui aplikasi di Indonesia, salah satunya PINTU. Semua token tersedia ini pun telah teregulasi Otoritas Jasa Keuangan [OJK]," tutupnya.