Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisi-kisi JP Morgan soal Laba Kuartal I/2025 Bank Jago (ARTO)

JP Morgan memperkirakan PT Bank Jago Tbk. (ARTO) akan mampu membukukan pertumbuhan laba yang signifikan pada kuartal I/2025.
Nasabah beraktivitas di depan logo PT Bank Jago Tbk. di Jakarta, Kamis (11/1/2024). Bisnis/Abdurachman
Nasabah beraktivitas di depan logo PT Bank Jago Tbk. di Jakarta, Kamis (11/1/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — JP Morgan memperkirakan PT Bank Jago Tbk. (ARTO) akan mampu membukukan pertumbuhan laba yang signifikan pada kuartal I/2025 dengan ditopang pertumbuhan pendapatan.

Perbankan investasi asal Amerika Serikat itu dalam laporan bertajuk Asean Banks yang dirilis pada Rabu (16/4/2025), memprediksi bahwa emiten perbankan digital ARTO akan mampu membukukan laba sebesar Rp59 miliar pada triwulan perdana tahun ini. 

Realisasi itu meningkat 172% dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY) dan meningkat 38% dari kuartal sebelumnya (quartal-to-quartal/QtQ). 

JP Morgan memprediksi, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) JAGO akan meningkat sebesar 7% QtQ dengan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) meningkat tiga basis poin secara kuartalan menjadi 8,09%. 

“Kami memperkirakan Non-II [non-interest income] meningkat sebesar 10% QtQ, dipimpin oleh pendapatan biaya (sebagian besar dipimpin oleh transaksi),” ungkap Harsh Wardhan Modi dan tim analis JP Morgan dalam laporan tersebut.

Pada periode yang sama, JP Morgan memperkirakan perbankan digital tersebut akan mencatatkan peningkatan biaya operasional (operational expenditure/opex) sebesar 3% QtQ dengan rasio biaya terhadap pendapatan (cost income ratio/CIR) sebesar 61%. 

Biaya kredit bruto perseroan diperkirakan meningkat sekitar 50 bps QtQ menjadi 350 bps, terutama karena perubahan campuran pinjaman yang diasuransikan terhadap risiko kredit. Kredit dan simpanan JAGO pun diperkirakan tumbuh masing-masing sebesar 7% QtQ. 

“Rasio NPL [non performing loan/kredit bermasalah] kemungkinan meningkat sebesar 22 bps QtQ menjadi 0,38% dengan rasio cakupan normalisasi menjadi 541% dari 1.019% pada kuartal IV.”

Adapun, dalam laporan tersebut, JP Morgan juga menegaskan bahwa likuiditas masih menjadi faktor utama bagi kinerja perbankan di Indonesia. 

Di tengah kondisi itu, mereka memperkirakan pinjaman perbankan akan tetap datar, dengan NIM secara kumulatif menurun lantaran biaya dana (cost of fund/CoF) serta biaya kredit (cost of credit/CoC) yang lebih tinggi. 

JP Morgan pun menyoroti kualitas aset atau asset quality (AQ) pada perbankan tertentu pada periode tersebut. 

“Pertumbuhan, CoF, dan AQ merupakan risiko utama bagi bank-bank Indonesia. Kami memperkirakan bank-bank akan menurunkan panduan,” demikian jelas Modi cs.

-------------------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper