Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Pengelola Ancol (PJAA) Susut 17,54% di Kuartal I/2025

Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) mencatat kinerja pendapatan turun 17,54% secara tahunan menjadi Rp210,80 miliar pada kuartal I/2025.
Logo baru Ancol/instagram
Logo baru Ancol/instagram

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pariwisata PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) mencatat rugi bersih sebesar Rp11,32 miliar sepanjang kuartal I/2025.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Rabu (23/4/2025), rugi itu sejalan dengan kinerja pendapatan yang turun 17,54% secara tahunan menjadi Rp210,80 miliar.

Secara terperinci, pendapatan tiket dari wahana wisata mengalami penurunan sebesar 23,94% year on year (YoY) menjadi Rp83,5 miliar. Adapun pendapatan tiket dari pintu gerbang juga melemah 16,90% YoY ke posisi Rp53,4 miliar pada Januari-Maret 2025.

Seiring dengan penurunan pendapatan, PJAA mencatat beban pokok sebesar Rp136,62 miliar atau turun 4,6% dari posisi tahun sebelumnya Rp143,14 miliar. Hal ini mengakibatkan laba bruto turun 34,1% YoY menjadi Rp74,18 miliar. 

Di samping itu, beban umum dan administrasi berada di angka Rp59,44 miliar, turun sedikit dari posisi Rp60,19 miliar. Sementara itu, beban penjualan perusahaan melonjak 98,7% menjadi Rp6,25 miliar dari tahun sebelumnya Rp3,14 miliar. 

Alhasil, laba usaha turun 65,2% YoY menjadi Rp17,41 miliar. Ditambah dengan beban keuangan sebesar Rp18,95 miliar serta beban pajak final Rp5,89 miliar, PJAA mencatat rugi sebelum pajak sebesar Rp6,84 miliar atau berbalik dari laba Rp22,57 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, PJAA mencatat rugi bersih sebesar Rp11,32 miliar untuk periode tiga bulan pertama tahun ini. Raihan tersebut berbanding terbalik dengan laba bersih Rp12,74 miliar pada kuartal I/2024.

Capaian negatif ini akhirnya menyeret laba per saham dasar perseroan ke level negatif Rp7 per saham dari sebelumnya positif di angka Rp8 per saham. 

Dari lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PJAA kini bertengger di posisi Rp525 per saham hingga penutupan perdagangan Rabu (23/4). Harga itu terkoreksi 6,25% sejak awal tahun, tetapi menguat 1,94% dalam kurun sebulan terakhir.

___________________

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper