Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Memudar Dipicu Sinyal Perang Dagang AS-China Mereda

Harga emas terkoreksi usai Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengisyaratkan mencairnya ketegangan perdagangan AS-China.
Tumpukan emas batangan di Inggris. / Bloomberg-Chris Ratcliffe
Tumpukan emas batangan di Inggris. / Bloomberg-Chris Ratcliffe

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas terkoreksi lebih dari 1% setelah sempat menyentuh rekor tertinggi US$3.500 seiring dengan komentar Menteri Keuangan AS Scott Bessent yang mengisyaratkan mencairnya ketegangan perang dagang AS-China memicu optimisme dalam pasar saham dan memperkuat dolar.

Melansir Reuters pada Rabu (23/4/2025), harga emas di pasar spot turun 1,5% menjadi US$3.372,68 per ons setelah sempat naik sebanyak 2,2% menjadi US$3.500,05. Sementara itu, harga emas berjangka AS melemah 0,2% pada US$3.419,40.

"Komentar [dari Menteri Keuangan AS] sore ini yang mengisyaratkan kemungkinan mencairnya perang dagang dengan China, benar-benar menjadi pemicu harga emas mulai turun," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Bessent mengatakan pada hari Selasa bahwa dia meyakini akan ada penurunan ketegangan perdagangan AS-China, meskipun dia menggambarkan negosiasi mendatang dengan Beijing sebagai kerja keras yang belum dimulai.

Saham AS melonjak lebih dari 2% dan dolar bangkit kembali, didorong oleh komentar Bessent, setelah dia menyebut kebuntuan tarif antara kedua negara itu tidak berkelanjutan.

Indeks dolar naik 0,7% terhadap para pesaingnya dan membuat emas batangan lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.

"Kenaikan harga saham dan indeks dolar AS hari ini berdampak negatif bagi pasar emas," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

Sementara itu, harga emas spot, yang naik 29% sepanjang tahun ini, mencapai rekor tertinggi ke-28 pada hari Selasa (22/4/2025) saat melonjak ke angka US$3.500 per ons untuk pertama kalinya.

JPMorgan memperkirakan kenaikan harga akan terus berlanjut, memproyeksikan bahwa harga emas akan melampaui US$4.000 per ons tahun depan di tengah meningkatnya risiko resesi, tarif AS yang lebih tinggi, dan ketegangan perdagangan AS-China yang terus berlanjut.

Para investor juga akan mencermati pidato beberapa pejabat Federal Reserve akhir minggu ini, berharap mendapatkan wawasan mengenai kebijakan moneter mendatang di tengah kekhawatiran mengenai independensi bank sentral. 

Emas yang tidak memberikan imbal hasil bertindak sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian global dan inflasi dan cenderung berkembang pesat dalam lingkungan suku bunga rendah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper