Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan Selasa (22/4/2025). Mata uang rupiah berada pada level Rp16.859 per dolar AS saat ini.
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 53 poin atau 0,32% pada level Rp16.859 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,04% ke 98,31.
Sementara itu, sejumlah mata uangdi Asia ditutup beragam seperti yen Jepang naik 0,31%, dolar Hong Kong menguat 0,03%, dolar Singapura melemah 0,11%, dolar Taiwan melemah 0,31%, dan won Korea Selatan menguat 0,26%.
Kemudian peso Filipina melemah 0,11%, rupee India menguat 0,02%, yuan China melemah 0,31%, ringgit Malaysia melemah 0,29%, dan baht Thailand turun 0,21%.
Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi menjelaskan saat ini pasar kembali kecewa dipicu oleh kekhawatiran seputar kebijakan moneter AS. Hal ini setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana untuk merombak Federal Reserve.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett mengatakan pada hari Jumat bahwa Presiden Trump dan timnya terus mempelajari apakah mereka dapat memecat Ketua Fed Jerome Powell.
Trump pada hari Senin menegaskan kembali seruannya kepada Fed untuk menurunkan suku bunga, dengan mengatakan ekonomi AS dapat melambat jika Fed tidak segera memangkas suku bunga.
Minggu lalu, Powell mengatakan bahwa bank sentral tidak cenderung memangkas suku bunga dalam waktu dekat, dengan alasan kemungkinan tekanan inflasi dan ketidakpastian ekonomi yang berasal dari tarif baru. Perkembangan ini telah memicu kekhawatiran tentang independensi Fed, yang mengirimkan riak ke pasar keuangan.
Selain itu, ketegangan perdagangan AS-China terus meningkat dengan China yang mengeluarkan peringatan keras kepada negara-negara yang mempertimbangkan perjanjian perdagangan dengan AS yang dapat merugikan kepentingan China.
Dari dalam negeri, sentimen datang dari neraca perdagangan Indonesia yang tercatat surplus senilai US$4,33 miliar pada Maret 2025. Kendati demikian, para ekonom memproyeksikan surplus dagang tersebut akan menyusut secara bertahap pada tahun ini karena dampak tarif Trump.
Neraca perdagangan Indonesia ke depan masih diliputi ketidakpastian terutama akibat meningkatnya risiko pelemahan permintaan ekspor dan pergeseran permintaan domestik. Alasannya, terjadi eskalasi perang dagang akibat penerapan tarif resiprokal oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada para mitra dagangnya termasuk Indonesia.
Untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan rupiah bergerak fluktuatif, tetapi ditutup melemah pada rentang Rp16.840-Rp16.900 per dolar AS.