Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ambrol 7,9%, Investor Perlu Optimistis atau Pesimistis?

IHSG ambles sebesar 7,90% atau 514,47 poin menuju posisi 5.996,14 pada perdagangan hari ini.
Warga mengakses data saham menggunakan perangkat telepon pintar di Jakarta, Minggu (23/3/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses data saham menggunakan perangkat telepon pintar di Jakarta, Minggu (23/3/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih rawan mengalami koreksi lanjutan dengan target terdekat menuju level 5.500. Kendati demikian, potensi penguatan indeks tetap terbuka ke depan.

Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ambles sebesar 7,90% atau 514,47 poin menuju posisi 5.996,14 hingga penutupan perdagangan Selasa (8/4/2025). Hari ini, IHSG dibuka di 5.914,28 dan sempat menyentuh level 6.036,55.

Tercatat, sebanyak 30 saham meningkat, 672 saham turun, dan 95 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp10.310 triliun. 

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, mengatakan bahwa secara teknikal, IHSG saat ini dalam pola descending broadening wedge dengan sudut kanan, menunjukkan potensi pembalikan tren bearish menjadi bullish.

Menurut Nafan, indeks komposit sudah beberapa kali menyentuh batas bawah pola ini dan indikator RSI menunjukkan adanya positive divergence.

Hal tersebut membuka peluang bagi IHSG untuk keluar dari fase markdown menuju fase sideways atau akumulasi, dan selanjutnya ke fase markup.

“Artinya, pasar sudah cukup mencerminkan risiko eksternal. Namun jika terjadi koreksi lanjutan, skenario negatif ada di level 5.500. Sementara itu, skenario positif dan optimistis berada di kisaran 6.808 hingga 7.709,” ujarnya kepada Bisnis.com. 

Dia juga menyatakan bahwa jarak antara posisi IHSG saat ini ke skenario negatif relatif lebih dekat dibandingkan menuju target optimistis. Hal tersebut menunjukkan bahwa indeks komposit sudah priced in atau didiskon.

“Investor baru bisa mulai memanfaatkan peluang ini untuk mulai aktif melakukan akumulasi. Sedangkan investor lama, harus tetap disiplin dalam melakukan manajemen risiko dan keuangan, serta bersabar,” ungkap Nafan.

Dihubungi terpisah, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani juga memperkirakan adanya koreksi lanjutan menuju level 5.500.

Dimas menyatakan pergerakan IHSG yang membentuk level terendah baru merupakan leading indicator terhadap kondisi ekonomi nasional. Artinya, dinamika indeks saham hari ini dapat mencerminkan tantangan ekonomi dalam waktu dekat.

“Kita perlu memproyeksikan kondisi ke depan dengan melihat sinyal yang diberikan oleh IHSG, dan tidak hanya menggunakan acuan kondisi saat ini,” ujar Dimas.

Dia menambahkan dengan kebijakan moneter yang cenderung terbatas, tantangan diperkirakan meningkat saat ekonomi riil mulai menunjukkan perlambatan sebagaimana tercermin dalam pergerakan indeks dalam beberapa bulan terakhir.

Di sisi lain, kebijakan teknis seperti auto-rejection bawah (ARB) dan trading halt dinilai belum sepenuhnya mampu meredam kepanikan pasar. Meskipun kebijakan trading halt diapresiasi sebagai bentuk mitigasi tekanan jual jangka pendek, tetapi penyesuaian ARB menjadi 15% justru dinilai bisa mengurangi likuiditas pasar.

“Jika market maker melihat tekanan jual masih besar, mereka cenderung menunggu. Akibatnya, saham-saham yang tidak terkait dengan foreign flow justru banyak yang menyentuh ARB hari ini, tapi dengan volume transaksi yang rendah,” ucapnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper