Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adu Cuan Peritel Matahari (LPPF) Vs Ramayana (RALS) Kala Daya Beli Lesu

PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) mencatat laba lebih besar dibanding PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) sepanjang 2024.
PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) membuka gerai baru di AEON Deltamas, Cikarang, pada Jumat (22/4/2024).
PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) membuka gerai baru di AEON Deltamas, Cikarang, pada Jumat (22/4/2024).

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten ritel, PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) mencetak kenaikan kinerja keuangan sepanjang 2024. 

Berdasarkan laporan keuangan, laba kedua emiten tersebut naik dengan laba terbesar berhasil dicapai oleh PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) sebesar Rp827,6 miliar sepanjang 2024, lebih tinggi dibanding PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) sebesar Rp314 miliar sepanjang 2024.

Selain itu, Matahari (LPPF) juga mencatat pendapatan lebih banyak yaitu Rp6,39 triliun sepanjang 2024, lebih tinggi dibanding Ramayana (RALS) sebesar Rp2,76 triliun sepanjang 2024.

Adapun rincian laba dan pendapatan dari emiten sektor ritel antara Matahari (LPPF) dengan Ramayana (RALS) sepanjang 2024, sebagai berikut:

PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF)

Matahari (LPPF) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 22,5% secara tahunan (year on year/yoy) pada 2024, meski mencatat pendapatan yang merosot.

Matahari mencetak laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp827,6 miliar pada 2024 meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp675,3 miliar.

Pendapatan bersih LPPF justru turun 2,14% secara tahunan (yoy) menjadi Rp6,39 triliun pada 2024 dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,53 triliun.

Pendapatan bersih LPPF per segmen paling besar dikontribusi oleh pendapatan dari Pulau Jawa sebesar Rp3,67 triliun, dari Sumatra Rp1,18 triliun, dan dari Kalimantan, Sulawesi serta Maluku sebesar Rp1,16 triliun. Lalu, pendapatan dari lainnya sebesar Rp349 miliar.

Meski mencetak kenaikan laba, Matahari tercatat mengurangi jumlah gerainya di Indonesia sebanyak 12 gerai sepanjang 2024. Jumlah gerai Matahari saat ini tercatat 142 gerai hingga Desember 2024, dari 154 gerai pada Desember 2023.

Adapun hal ini tentunya berdampak terhadap jumlah karyawannya yang ikut berkurang sepanjang 2024 menjadi 8.095 karyawan hingga Desember 2024 dari 9.092 karyawan pada Desember 2023.

Sementara itu, beban pokok pendapatan LPPF turun 4,2% secara tahunan menjadi Rp2,13 triliun, laba kotor turun 1% secara tahunan menjadi Rp4,26 triliun.

Sementara itu, total aset LPPF susut 15,5% dari Rp5,8 triliun pada 2023 menjadi Rp5,14 triliun pada 2024. Lalu, liabilitas LPPF juga susut 17,6% dari Rp5,8 triliun pada 2023 menjadi Rp4,8 triliun pada 2024, dan ekuitas LPPF justru melesat 983% dari Rp30,7 miliar pada 2023 menjadi Rp325,7 miliar pada 2024.

PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) didirikan dengan nama PT Stephens Utama International Leasing Corp. pada 2009, perusahaan kemudian mengubah namanya menjadi PT Matahari Department Store Tbk.

Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada 1982. Sejak 30 Oktober 2009, perusahaan bergerak dalam usaha jaringan gerai serba ada yang menyediakan berbagai macam barang seperti pakaian, aksesoris, tas, sepatu, kosmetik, dan peralatan rumah tangga serta jasa konsultan manajemen.

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS)

Ramayana (RALS) mencetak laba tahun berjalan sebesar Rp314 miliar sepanjang 2024. Laba ini naik sebesar 4,5% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp300,3 miliar pada periode yang sama 2023.

Kenaikan itu sejalan dengan pendapatan Ramayana sebesar Rp2,76 triliun pada 2024 naik tipis 0,7% yoy dari Rp2,74 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan Ramayana sejauh ini ditopang oleh penjualan per segmen, di antaranya penjualan di Sumatera berkontribusi sebesar Rp448,3 miliar, penjualan di Jawa, Bali, Nusa Tenggara berkontribusi Rp1,72 triliun, penjualan di Kalimantan berkontribusi Rp276,2 miliar, Sulawesi dan Papua berkontribusi sebesar Rp314,5 miliar sepanjang 2024.

Meski laba dan pendapatan Ramayana naik tipis, perseroan mengambil keputusan untuk menghentikan operasi 6 gerai Ramayana, dari sebelumnya 96 gerai pada Desember 2023 menjadi 90 gerai per Desember 2024. Selebihnya gerai Robinson masih tetap sebanyak 3 gerai dan Cahaya 2 gerai.

Adapun hal ini tentunya berdampak terhadap jumlah karyawannya yang ikut berkurang sebanyak 201 karyawan sepanjang 2024, menjadi 3.395 karyawan hingga Desember 2024 dari 3.596 karyawan pada Desember 2023. 

Sementara itu, beban pokok penjualan barang beli putus Ramayana tercatat naik 0,74% yoy menjadi Rp1,36 triliun pada 2024 dari Rp1,35 triliun pada 2023.

Selain itu, Ramayana juga mencatatkan laba bruto yang naik tipis 0,07% yoy menjadi Rp1.392 miliar pada 2024 dibandingkan Rp1.391 miliar pada 2023.

Kemudian, untuk aset Ramayana tercatat mencapai Rp4,95 triliun pada 2024, naik 1,2% yoy dibandingkan Rp4,89 triliun pada Desember 2023.

Adapun, liabilitas RALS mencapai Rp1,37 triliun pada 2024, naik 4,5% yoy dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp1,31 triliun. Lalu, ekuitas RALS menjadi Rp3,57 triliun hingga pada 2024, naik tipis dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp3,57 triliun.

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) didirikan di Indonesia pada 14 Desember 1983. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada 1983.

Kegiatan utama Ramayana adalah perdagangan umum yang menjual berbagai macam barang seperti pakaian, aksesoris, tas, sepatu, kosmetik dan produk-produk kebutuhan sehari-hari melalui gerai serba ada (department store dan supermarket) milik perusahaan.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper