Bisnis.com, JAKARTA - Rencana merger PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) kian mendekati babak akhir. Terbaru, rencana itu sudah mendapat restu dari pemegang saham pengendali Axiata Group Berhad.
Namun, finalisasi merger ini terlihat belum mampu mengangkat harga saham FREN keluar dari klub Gocap. Berdasarkan data Bloomberg, saham FREN ditutup melemah 4,17% menjadi Rp23 pada akhir perdagangan Senin (24/3/2025). Sedangkan saham EXCL ditutup stagnan pada level Rp2.260.
Terbaru, keterangan resmi yang dikeluarkan Axiata Group Bhd. menunjukkan hasil pemungutan suara pemegang saham, yang dilakukan melalui jajak pendapat, telah diserahkan ke Bursa Efek Malaysia sesuai dengan persyaratan peraturan.
Baca Juga : Merger EXCL-FREN Dapat Restu OJK |
---|
Persetujuan tersebut menandai tonggak penting dalam penyelesaian merger, yang membawa pembentukan entitas baru, XLSmart selangkah lebih dekat ke tahap penyelesaian.
Adapun, pemegang saham XL Axiata dan Smartfren akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) masing-masing hari ini untuk memberikan suara atas penggabungan tersebut.
Beberapa agenda RUPSLB seperti persetujuan merger antara EXCL, FREN dan ST, perubahan nama perusahaan menjadi PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk, pengesahan akta merger dan eksekusinya.
Selain tiga agenda di atas, agenda lain dalam RUPSLB tersebut adalah perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi pasca merger hingga pembelian kembali (buyback) saham bagi pemegang saham yang tidak setuju dengan aksi korporasi ini.
Institutional Shareholder Services (ISS), sebuah lembaga penasihat proxy global yang memberikan rekomendasi kepada investor institusi, menilai terdapat berbagai manfaat dari merger EXCL dan FREN sehingga menganjurkan pemegang saham untuk menyetujui aksi korporasi ini. Setidaknya ada empat alasan utama yang mendasari rekomendasi ISS.
“Merger ini akan mengoptimalkan pemanfaatan menara telekomunikasi, meningkatkan efisiensi operasional, serta memperluas jangkauan dan basis pelanggan,” tulis ISS dalam laporan terbarunya dikutip, Jumat (21/3/2025).
ISS memberikan catatan bahwa sebagian besar proses integrasi merger diperkirakan akan selesai dalam waktu 2 hingga 3 tahun, dan beberapa bagian mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk menghindari gangguan operasional.
“Oleh karena itu, diperlukan waktu sebelum perusahaan dapat sepenuhnya merasakan manfaat dari merger ini. Meskipun demikian, merger ini diharapkan dapat menciptakan pemain yang lebih besar dan lebih kompetitif di industri telekomunikasi Indonesia,” kata ISS.
Pada aspek harga (pricing) maupun valuasi dari aksi korporasi ini dinilai masih wajar sesuai dengan penilaian independen dari pihak ketiga atau Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP).