Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peluang Dana Asing Kembali ke Emiten Bank Jumbo BBCA-BMRI Cs

Dana asing tercatat telah keluar dari pasar saham Indonesia, dengan saham-saham bank jumbo menjadi paling banyak dijual.
Karyawati melintas di dekat layar pergerakan saham di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (10/2/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,40% atau 94,43 poin ke level 6.648,14 pada perdagangan Senin (10/2/2025). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati melintas di dekat layar pergerakan saham di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (10/2/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,40% atau 94,43 poin ke level 6.648,14 pada perdagangan Senin (10/2/2025). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Dana asing tercatat telah keluar dari pasar saham Indonesia, dengan saham-saham bank jumbo menjadi paling banyak dijual. Ada kah peluang dana asing kembali masuk ke pasar saham Indonesia?

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar saham Indonesia mencatatkan nilai jual bersih atau net sell asing sebesar Rp2,48 triliun pada perdagangan Selasa (18/3/2025). Alhasil, net sell asing di pasar saham Indonesia sepanjang 2025 menjadi lebih dalam, yakni Rp29,42 triliun.

Seiring dengan larinya dana asing dari pasar saham Indonesia, indeks harga saham gabungan (IHSG) pun ambrol. IHSG ambles 3,84% atau 248,55 poin menuju posisi 6.223,38 pada perdagangan kemarin. IHSG juga merosot 12,1% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.

IHSG sempat terjun hingga amblas 6,12% pada sesi I perdagangan hari ini dan membuat BEI melakukan trading halt.

Pada perdagangan kemarin, sejumlah saham tercatat banyak dijual asing, terutama bank jumbo atau kelompok bank dengan modal inti (KBMI) IV. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) bahkan mencatatkan net sell asing sebesar Rp1,53 triliun pada perdagangan kemarin.

Saham BBCA pun mencatatkan net sell asing sebesar Rp9,29 triliun ytd atau sejak perdagangan perdana 2025.

Kemudian, saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) mencatatkan net sell asing sebesar Rp643 miliar pada perdagangan kemarin dan Rp6,65 triliun ytd.

Lalu, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) mencatatkan net sell asing sebesar Rp361 miliar pada perdagangan kemarin dan Rp3,18 triliun ytd.

Selain itu, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) mencatatkan net sell asing sebesar Rp120 miliar pada perdagangan kemarin dan Rp1,48 triliun ytd.

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai saham bank jumbo banyak dijual karena pelaku investor cenderung bersikap wait and see terkait prospek pasar ke depan. Investor menimbang terkait dengan prospek ekonomi domestik serta stabilitas politik.

"Kebijakan langkah BI [Bank Indonesia] dalam menjaga stabilitas moneter, sekaligus mendukung ekonomi, serta perlakuan BI atas suku bunga acuan juga menjadi pertimbangan investor," kata Nafan, Rabu (19/3/2025).

Akan tetapi, terdapat peluang mengalirnya dana asing dari penerapan good corporate governance masing-masing emiten serta potensi tebaran dividen.

BBCA sendiri telah memutuskan tebaran dividen senilai Rp300 per saham untuk tahun buku 2024. Adapun, jadwal cum dividend BBCA di pasar reguler dan pasar negosiasi adalah 20 Maret 2025. Kemudian, jadwal cum dividend di pasar tunai pada 24 Maret 2025.

Sementara, BMRI, BBRI, dan BBNI menjadwalkan agenda rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada pekan depan, di mana salah satu mata acaranya terkait tebaran dividen.

Sebelumnya, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan dalam risetnya menilai larinya dana asing dari pasar saham Indonesia dipengaruhi oleh penilaian perusahaan investasi global terhadap prospek pasar saham Indonesia ke depan.

Goldman Sachs menurunkan peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight. Goldman Sachs menilai pasar Indonesia mengalami tekanan dalam beberapa bulan terakhir didorong oleh sejumlah faktor. Salah satu faktor adalah kekhawatiran atas ketegangan perdagangan global dan melemahnya ekonomi domestik yang telah membuat investor lari dari pasar.

Morgan Stanley juga telah memangkas peringkat saham Morgan Stanley Capital International (MSCI) Indonesia dari equal weight menjadi underweight dalam riset terbarunya.

Dalam laporannya, imbal hasil atau return on equity (ROE) Indonesia menunjukkan momentum penurunan, terutama karena memburuknya lingkungan pertumbuhan bagi sektor cyclical domestik.

Valdy menilai investor telah merespon negatif dari revisi turun peringkat saham di Indonesia oleh Goldman Sachs. Sebelumnya, pemangkasan peringkat juga disampaikan oleh Morgan Stanley. 

"Penurunan peringkat berpotensi memicu aksi sell-off khususnya oleh investor asing dan dapat berlanjut untuk beberapa waktu ke depan," kata Valdy dalam risetnya pada beberapa waktu lalu.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper