Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Ambles ke Level 6.223 usai Trading Halt, Saham ASII Tancap Gas

IHSG ditutup merosot sebesar 3,84% atau 248,55 poin ke posisi 6.223,38 pada hari ini.
Investor mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Selasa (18/3/2025). IHSG terjun bebas pada Selasa (18/3/2025) dan membuat BEI melakukan pembekuan perdagangan sementara atau trading halt. Trading halt ini merupakan trading halt pertama yang dilakukan BEI sejak 2020./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Selasa (18/3/2025). IHSG terjun bebas pada Selasa (18/3/2025) dan membuat BEI melakukan pembekuan perdagangan sementara atau trading halt. Trading halt ini merupakan trading halt pertama yang dilakukan BEI sejak 2020./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles ke level 6.223,38 pada perdagangan Selasa (18/3/2025). Di tengah anjloknya kinerja indeks, saham ASII terpantau melaju sendiri. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ambles 3,84% atau 248,55 poin menuju posisi 6.223,38. Sepanjang hari ini, IHSG dibuka pada level 6.458,66 dan sempat menyentuh level di 6.465,22. 

IHSG sempat terjun hingga amblas 6,12% pada sesi I perdagangan hari ini dan membuat BEI melakukan trading halt.

Tercatat, sebanyak 118 saham meningkat, 554 saham turun, dan 139 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp10.615 triliun.

Saham berkapitalisasi pasar jumbo yang tercatat menguat hanya PT Astra International Tbk. (ASII) yang masih membukukan kenaikan sebesar 0,65% atau 30 poin menuju level Rp4.650 per saham. 

Sementara itu, saham market cap jumbo yang menurun dipimpin oleh PT Chandra Asri Pacifci Tbk. (TPIA) yang melemah 18,42% ke Rp5.425, saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) turun 11,79% menuju Rp5.050, dan saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) merosot 10,81% menuju posisi Rp9.075. 

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menuturkan bahwa IHSG anjlok signifikan pada perdagangan sesi pertama dengan ditutup di level 6.076,081, turun 6,12%. Pelemahan ini dipicu oleh sentimen global dan domestik yang membebani pasar.

Secara teknikal, dia menyatakan bahwa IHSG menunjukkan pelebaran negative slope pada indikator MACD, sementara Stochastic RSI mengarah ke bawah setelah membentuk Death Cross di area overbought

"Dengan kondisi ini, IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan menuju level psikologis 6.000 pada sesi kedua," ujarnya dalam publikasi riset harian.

Selain itu, pelaku pasar tengah mengantisipasi pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed pada 18-19 Maret 2025. Bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,50%, tetapi ketidakpastian arah kebijakan moneter tetap menjadi faktor tekanan.

Tekanan semakin meningkat setelah OECD memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS dan global untuk 2025 dan 2026, serta memperkirakan lonjakan inflasi akibat kebijakan tarif AS. 

Proyeksi tersebut mengasumsikan kenaikan tarif impor AS sebesar 25% terhadap produk dari Kanada dan Meksiko mulai April. Jika realisasi tarif lebih tinggi atau lebih rendah dari asumsi, hal ini dinilai dapat berdampak pada revisi outlook ekonomi ke depan.

Dari dalam negeri, pasar saham juga tertekan oleh isu penggantian Menteri Keuangan Sri Mulyani, serta realisasi defisit APBN Februari 2025 yang dinilai melebar. Ketidakpastian kebijakan fiskal menambah tekanan bagi indeks komposit di tengah pelemahan daya beli dan penerimaan negara yang turun drastis.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper