Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Terus Melorot, BEI Jelaskan Faktor Pemberatnya

Bursa menyebut IHSG menghadapi sejumlah tantangan saat ini yang membuat indeks komposit terus merosot.
Karyawan memantau pergerakan perdagangan saham di Jakarta, Senin (24/2/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Senin (24/2/2025) saat Danantara resmi meluncur. IHSG ditutup pada level 6.749,60 atau turun 0,78%./ JIBI/Bisnis/Abdurachman
Karyawan memantau pergerakan perdagangan saham di Jakarta, Senin (24/2/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Senin (24/2/2025) saat Danantara resmi meluncur. IHSG ditutup pada level 6.749,60 atau turun 0,78%./ JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutpasar modal Indonesia menghadapi sejumlah tantangan yang turut membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah. 

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan terdapat beberapa sentimen negatif yang masih berlanjut dan patut diwaspadai oleh para pelaku pasar.

"Faktor-faktor global dan domestik seperti perang tarif antara Amerika Serikat dan negara-negara mitra dagangnya, yang terus memanas," kata Jeffrey di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (14/3/2025). 

Selain itu, kata Jeffrey, pemangkasan rating saham Indonesia oleh Morgan Stanley, fluktuasi nilai mata uang rupiah, juga berdampak pada penurunan IHSG.

Jeffrey mencatat IHSG telah mengalami penurunan dari level 7.164 pada awal tahun, menjadi 6.647 pada 13 Maret 2025. Bahkan, lanjutnya, pelemahan ini berlanjut ke level 6.500-an hari ini. 

Menanggapi kondisi pasar seperti ini, menurut Jeffrey OJK dan Bursa telah menggelar dialog soliditas dan sinergi pemangku kepentingan pasar modal untuk mendengarkan pandangan pelaku pasar modal terhadap kondisi pasar, serta masukan bagi perkembangan pasar modal kita ke depannya. 

"Meskipun beberapa kali kita menghadapi kondisi yang tidak ringan, pasar modal kita dapat bangkit kembali dan bahkan menorehkan pencapaian positif," ujar Jeffrey.

Dia menyebut tahun ini, jumlah perusahaan tercatat di Bursa naik menjadi 953 perusahaan. Dari sisi demand, jumlah investor pasar modal Indonesia tumbuh lebih dari 780.000 sejak awal tahun sehingga investor pasar modal telah mencapai angka lebih dari 15,6 juta investor. 

"Kami percaya bahwa pasar modal dapat berperan aktif dalam pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8 persen pada tahun 2029," tuturnya.

Jeffrey juga mengatakan dari kebutuhan investasi tambahan selama lima tahun yang diestimasikan sebesar Rp14.000 triliun, pasar modal Indonesia berpotensi berkontribusi hingga 61% melalui aktivitas penggalangan dana. 

Sementara itu, kontribusi langsung melalui fundraising dapat mencapai Rp1.500 triliun selama lima tahun mendatang melalui inisiatif seperti Lighthouse IPO, penawaran umum BUMN, dan efisiensi proses rights issue. 

Sedangkan kontribusi tidak langsung melalui peningkatan valuasi perusahaan tercatat, yang memberikan leverage untuk pendanaan melalui utang hingga Rp6.800 triliun.

Jeffrey juga mengatakan ekspansi bisnis perusahaan tercatat dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya beli masyarakat, yang pada akhirnya berdampak pada komponen konsumsi rumah tangga dalam produk domestik bruto. 

Dia juga menyebut kontribusi perusahaan tercatat baik melalui setoran pajak yang mencapai Rp185 triliun, maupun dividen kepada para investor yang mencapai Rp367 triliun pada tahun 2023, menjadi bukti nyata dampak pasar modal bagi perekonomian.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper