Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten baru PT Sinar Terang Mandiri Tbk. (MINE) kembali melonjak dan menyentuh level auto reject atas (ARA) hingga akhir perdagangan Selasa (11/3/2025).
Berdasarkan data Bloomberg, saham MINE melonjak 66 poin atau 24,44% ke level Rp336 per saham pada hari ini. Lonjakan itu melanjutkan tren kenaikan saham MINE sejak debut di lantai bursa pada Senin (10/3/2025).
Saat itu, saham MINE naik 54 poin atau 25% ke level Rp270 per saham. Alhasil, saham MINE sudah melonjak 56,01% dari harga initial public offering (IPO) sebesar Rp216 per saham.
Seperti diberitakan Bisnis, PT Sinar Terang Mandiri Tbk. (MINE) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Senin (10/3/2025). Dalam IPO ini, perseroan menawarkan kepada para investor sebanyak 612.665.300 saham yang equivalen dengan 15% dari modal ditempatkan. Dengan harga perdana saham sebesar Rp216 per saham, MINE berhasil memperoleh pendanaan sebesar Rp132,3 miliar.
Direktur Utama MINE Ivo Wangarry menerangkan IPO ini menjadi momentum penting dan strategis bagi perusahaan untuk memperbesar bisnis dan meningkatkan kinerja finansial secara berkelanjutan.
Peningkatan modal akan menjadikan perusahaan memliki kemampuan yang lebih besar untuk mengoptimalkan peluang bisnis di sektor pertambangan dan mendukung penghiliran industri nikel di dalam negeri.
“Kami bersyukur proses IPO ini berjalan dengan baik dan mendapat sambutan luar biasa dari investor,” kata Ivo saat pencatatan saham perdana di BEI, Jakarta, Senin (10/3/2025).
Dia menambahkan perseroan akan menggunakan dana hasil IPO untuk memperkuat fundamental perusahaan mendatang.
“Mayoritas dana IPO ini untuk memperkuat fundamental perseroan,” kata Ivo.
Baca Juga : Fakta Terkait IPO Sinar Terang Mandiri (MINE) |
---|
Selama masa penawaran awal dan umum, IPO perseroan mendapat antusiasme besar dari investor.
Hal tersebut tecermin dari besarnya permintaan pada pooling yang mengalami oversubscribed hingga 25 kali. MINE menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. sebagai underwriter atau penjamin pelaksana emisi efek.
Secara fundamental kinerja MINE terus mengalami pertumbuhan sejalan dengan meningkatnya produktivitas kerja. Pada 31 Agustus 2024 perusahaan mencatat pendapatan sebesar Rp1,36 triliun, meningkat 40,8% dibanding periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp968,05 miliar.
Meningkatnya pendapatan tersebut didorong oleh kenaikan total material movement dari penambangan nikel sebesar 47,0% dari 6,7 juta bank cubic meter (bcm) pada tanggal 31 Agustus 2023 menjadi 9,8 juta bcm pada 31 Agustus 2024.
“Berkembangnya ekosistem electric vehicle (EV/kendaraan listrik) dunia yang membutuhkan dukungan nikel memberi nilai tambah bagi perseroan untuk meningkatkan keuntungan dalam jangka panjang,” katanya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.