Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Jeblok Gegara Tarif Trump, Intip Pasar Saham Negeri Tetangga

IHSG berkinerja jeblok pada awal 2025 di tengah momen gejolak ekonomi global, seperti kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.
Karyawati melintas di dekat layar pergerakan saham di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (10/2/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,40% atau 94,43 poin ke level 6.648,14 pada perdagangan Senin (10/2/2025). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati melintas di dekat layar pergerakan saham di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (10/2/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,40% atau 94,43 poin ke level 6.648,14 pada perdagangan Senin (10/2/2025). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Meski begitu, masih terdapat pasar saham di negara Asia Tenggara yang tetap berkinerja moncer pada awal 2025 di tengah tekanan ekonomi global.

VN-Index dari Vietnam mencatatkan kinerja pasar saham yang paling kuat di Asia Tenggara, tumbuh 4,68% ytd ke level 1.326,05. Lalu, Straits Times Index STI dari Singapura menguat 2,94% ytd ke level 3.889,07.

Investment Analyst PT Capital Asset Management Martin Aditya mengatakan pasar saham Indonesia ke depan juga tampaknya masih akan mengalami pelemahan seiring dengan timbulnya perang dagang global yang semakin memanas yang pada akhirnya memengaruhi nilai tukar.

Ke depan, IHSG bisa menguat didorong oleh sejumlah kondisi. "Momen penurunan suku bunga menjadi kunci dan berbagai stimulus yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat," ujar Martin, Senin (10/3/2025).

Sementara, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan IHSG bisa bergerak naik, jika pemerintah berkomitmen mendorong ekonomi domestik tumbuh. "Pertumbuhan ekonomi juga masih diproyeksikan stabil," tutur Nafan.

Dalam skenario optimistis, Nafan memproyeksikan IHSG mampu mencapai level 7.709. Sementara, level resistance terdekat IHSG diproyeksikan berada di level 6.808 dan level support 6.426.

 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper