Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Lanjut Menguat ke Level Rp16.283, Dolar AS Lunglai

Rupiah dibuka menguat 0,18% ke level Rp16.283,5 per dolar AS hari ini.
Karyawan menghitung uang dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Sabtu (7/9/2024)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan menghitung uang dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Sabtu (7/9/2024)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali dibuka menguat ke posisi Rp16.283,5 pada Kamis (6/3/2025). Pada saat bersamaan, dolar AS terpantau mengalami pelemahan. 

Mengutip Bloombergrupiah dibuka menguat 29 poin atau 0,18% ke level Rp16.283,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah sebesar 0,13% menuju posisi 104,14.

Sementara itu, mata uang di Asia juga menguat. Won Korea naik sebesar 0,49% bersama rupee India sebesar 0,36%. Sementara itu, peso Filipina dan ringgit Malaysia juga menguat dengan persentase masing-masing 0,07% dan 0,28%. 

Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi berpotensi ditutup menguat di rentang Rp16.230 – Rp16.320 per dolar AS pada hari ini.

Dia menjelaskan bahwa tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump terhadap China, Kanada, dan Meksiko mulai berlaku pekan ini.

Dalam pidatonya di Kongres, Trump menyoroti rencana penerapan tarif yang lebih ketat, yang diperkirakan akan berdampak pada ekonomi terbesar di kawasan tersebut.

Rencana tarif timbal balik dari Donald Trump juga akan memengaruhi ekonomi berorientasi ekspor utama di Asia, seperti Korea Selatan, Australia, Taiwan, dan Singapura.

“Namun, pasar sedikit lega setelah Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyatakan bahwa Trump mungkin terbuka untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan Kanada dan Meksiko,” kata Ibrahim.

Sementara itu, fokus pasar juga tertuju pada kemungkinan langkah stimulus tambahan dari China saat Kongres Rakyat Nasional dimulai. Pemerintah China diharapkan menguraikan kebijakan baru untuk mendukung perekonomiannya, terutama dalam menghadapi hambatan perdagangan.

China telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi 5% untuk 2025, mempertahankan target tersebut selama tiga tahun berturut-turut. Beijing juga berencana meningkatkan belanja fiskal dan menjanjikan kebijakan yang ditargetkan untuk mendorong konsumsi swasta dalam beberapa bulan mendatang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper