Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah Sentuh Rp16.288 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke level Rp16.288 per dolar AS pada hari ini.
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (25/2/2025). Rupiah turun ke level Rp16.288 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang rupiah dibuka melemah 0,06% ke level Rp16.288 per dolar AS. Sementara itu, mata uang dolar AS tercatat menguat 0,15% ke level 106,75.

Sementara itu, mata uang Asia lainnya dibuka bervariasi, yakni yen Jepang yang turun 0,20%, won Korea Selatan menguat 0,02%, dolar Taiwan turun 0,16%, yuan China turun 0,16%, dan dolar Singapura naik 0,01%.

Kemudian peso Filipina turun 0,19%, rupee India stagnan, ringgit Malaysia melemah 0,19%, dan baht Thailand melemah 0,01% per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS hingga pukul 09.00 WIB, menguat 0,38 persen atau 0,40 poin ke level 107,41.

Melansir Reuters dolar menguat pada hari Selasa (25/2/2025) setelah sebelumnya jatuh ke level terendah lebih dari 2 bulan pada awal pekan, didorong oleh arus investasi ke aset safe-haven setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan tarif terhadap Meksiko dan Kanada akan tetap diberlakukan sesuai rencana.

Trump pada hari Senin menyatakan bahwa tarif terhadap impor dari Kanada dan Meksiko tetap sesuai jadwal dan rencana, meskipun kedua negara tersebut berupaya meningkatkan keamanan perbatasan dan menghentikan aliran fentanyl ke AS menjelang batas waktu 4 Maret.

Banyak pihak berharap bahwa dua mitra dagang utama AS tersebut dapat meyakinkan pemerintahan Trump untuk menunda kembali penerapan tarif yang akan berlaku terhadap impor AS senilai lebih dari US$918 miliar dari kedua negara, mulai dari sektor otomotif hingga energi.

Pernyataannya memicu lonjakan permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas dan obligasi pemerintah AS, sedangkan dolar AS juga turut diuntungkan dari peralihan investor ke aset yang lebih aman.

"Sejak 1 atau 2 minggu terakhir, berita ekonomi yang masuk dari AS benar-benar mendukung narasi bahwa AS mulai kehilangan keunggulan ekonominya. Namun, setiap kali kita melihat nada risk-off yang cukup besar di pasar ekuitas, dolar mendapatkan dukungan safe-haven tradisionalnya," kata Ray Attrill, Head of FX Strategy National Australia Bank.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper