Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peluang Emas Investasi Obligasi saat Performa IHSG Tertekan

Pelemahan IHSG berpotensi membuat investor merilik investasi ke pasar obligasi.
Karyawan melintas didekat layar yang menampilkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (15/11/2024)./ JIBI/Bisnis/Abdurachman
Karyawan melintas didekat layar yang menampilkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (15/11/2024)./ JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat (7/2/2025) berpotensi membuat investor merilik investasi ke pasar obligasi.

Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo Suhindarto mengatakan bahwa kondisi ketidakpastian yang masih tinggi membuat pasar saham tertekan, sehingga investor cenderung akan lebih memilih alternatif investasi yang lebih aman, seperti surat utang pemerintah.

"Investor masih akan memiliki appetite yang baik pada instrumen SBN, seiring dengan karakteristik instrumen yang relatif lebih aman dibanding instrumen lain seperti saham," katanya saat ditanyai Bisnis, Jumat (7/2/2025).

Dia mengatakan bahwa berkaca dari era Trump 1.0, kinerja pasar saham dan pasar surat utang mengalami koreksi saat terjadi perang dagang. Ketidakpastian akibat perang dagang meningkatkan fluktuasi di pasar.

Adapun diketahui, Presiden AS Donald Trump dalam pemerintahannya saat ini menetapkan tarif impor ke beberapa negara, sehingga memicu perang dagang secara global.

"Eksposurnya lebih besar terhadap pasar saham, karena berdampak ke ketidakpastian prospek pertumbuhan ekonomi dan perdagangan global akibat perang dagang," ujarnya.

Sementara itu, menurutnya surat utang akan relatif lebih tahan dari sentimen tersebut, karena investor cenderung untuk flight to safety dan memburu surat utang pemerintah untuk mengamankan portofolio yang dimiliki.

Selanjutnya, dia menjelaskan bahwa pelemahan IHSG sebenarnya tidak memberikan efek secara langsung pada obligasi korporasi.

Namun, dia menjelaskan bahwa dengan kondisi IHSG yang tertekan, akhirnya investor khususnya investor besar akan mencari pilihan baru untuk menempatkan dana yang mereka miliki.

"Ketidakkondusifan pasar saham akan membuat mereka beralih ke instrumen yang relatif lebih aman seperti obligasi pemerintah maupun surat utang korporasi," ucapnya.

Menurutnya, kedua instrumen tersebut relatif lebih aman dan memberikan return yang lebih pasti dari kupon yang diberikan, apabila dibandingkan dengan saham.

Kemudian, dia mengungkap bahwa pelemahan IHSG juga disebabkan oleh investor asing yang keluar dari pasar saham, maka biasanya akan keluar dari perusahaan berkapitalisasi pasar besar di Bursa, seperti sektor perbankan, pertambangan, dan telekomunikasi.

Senada dengan itu, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan bahwa pelemahan IHSG tidak berdampak langsung ke pasar obligasi.

Dia melihat justru proyeksi pemangkasan suku bunga dan ketidakpastian global dari kebijakan Amerika Serikat (AS) yang akan mempengaruhi pasar obligasi.

Menurutnya, ketidakpastian global belum lama ini mereda saat Trump menunda perang dagang. Hal ini membuat pasar lebih nyaman, sehingga investor lebih banyak masuk ke pasar obligasi.

"Trump menunda perang dagang dan ini membuat investor lebih nyaman untuk masuk ke pasar obligasi," ujarnya.

Adapun Ramdhan menyarankan kepada investor untuk masuk secara bertahap ke pasar obligasi, karena ketidakpastian pasar masih cukup tinggi dan sangat dinamis.

Seperti diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,93% ke level 6.742,58 pada perdagangan hari ini, Jumat (7/2/2025). IHSG sempat melemah lebih dari 2% sepanjang perdagangan hari ini.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper