Bisnis.com, JAKARTA — Kapitalisasi pasar aset kripto ambrol dipengaruhi oleh sentimen kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump. Aset kripto terbesar Bitcoin telah jatuh ke level di bawah US$100.000 dan diproyeksikan mencapai level US$95.000 per koin.
Berdasarkan data CoinMarketCap, kapitalisasi pasar kripto global telah mencapai US$3,05 triliun, turun 9,58% dalam 24 jam terakhir. Total volume pasar kripto selama 24 jam terakhir mencapai US$287,84 miliar.
Data CoinDesk Market Index (CMI) juga menunjukan penurunan 9,81% ke level 3.266,86. CMI merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar kripto.
Adapun, data dari CoinGlass menunjukkan bahwa selama 12 jam terakhir hampir US$1,3 miliar aset kripto dilikuidasi dalam posisi long. Terdapat sekitar US$400 juta aset kripto Etherium dilikuidasi dalam posisi long dan US$300 juta aset Bitcoin dilikuidasi dalam posisi long.
Harga aset kripto pun ambrol. Bitcoin, misalnya, mencatatkan penurunan harga 5,27% dalam 24 jam terakhir ke level US$94.074 per koin. Lalu, Ethereum ambrol 17,66% dalam 24 jam terakhir ke level US$2.531 per koin.
Selain itu, harga XRP ambrol 20,84% ke US$2,26 per koin dan harga BNB ambrol 14,74% ke US$554,09 per koin.
Dilansir dari Cointelegraph, Bitget Research chief analyst Ryan Lee memperkirakan Bitcoin akan terkoreksi ke US$95.000, yang merupakan level support penting. Beberapa analis juga melihat penurunan saat ini sebagai potensi bear trap yang menjadi indikator teknis palsu. Indikator ini terjadi ketika harga aset tiba-tiba berbalik arah.
Jebloknya pasar kripto global terjadi seiring dengan sentimen kebijakan Donald Trump. Presiden AS itu telah mengenakan tarif impor 25% kepada Meksiko dan sebagian besar Kanada. Lalu, terdapat kebijakan tarif impor 10% pada barang dari China yang berlaku pada Selasa (4/2/2025).
Head of research Pepperstone Chris Weston menilai aset kripto akhir-akhir ini sensitif terhadap sentimen pasar yang lebih luas. Investor khawatir bahwa kebijakan tarif Trump dapat merugikan pertumbuhan ekonomi serta dapat menyebabkan inflasi.
"Kripto benar-benar satu-satunya cara untuk mengekspresikan risiko selama akhir pekan, dan pada berita seperti ini kripto menggunakan proksi risiko," kata Chris dilansir dari Reuters pada Senin (3/2/2025).
Pada saat yang sama, ada tekanan ke bawah yang ditambahkan pada kripto setelah reli yang kuat saat momen terpilihnya Trump. Beberapa investor merasa kecewa dengan kurangnya langkah dalam meningkatkan kripto atau melonggarkan peraturan kripto sejak Trump menjabat.