Bisnis.com, JAKARTA – Proses merger PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) saat ini masih menghadapi ganjalan untuk merger, yakni adanya keberatan dari krediturnya. EXCL dan FREN pun kemudian bergeliat mengincar kesepakatan dari kreditur soal merger.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan dari FREN soal status terkini perolehan persetujuan dari kreditur-kreditur sehubungan dengan rencana merger. FREN pun menjelaskan bahwa hingga saat ini, Smartfren tidak menerima keberatan dari kreditur terkait rencana penggabungan usaha.
Namun, mengacu penjelasan EXCL sebelumnya, sampai dengan berakhirnya periode pengajuan keberatan oleh kreditur, yaitu 14 hari sejak tanggal pengumuman rancangan penggabungan usaha yang jatuh pada 25 Desember 2024, EXCL telah menerima satu surat keberatan dari salah satu vendornya.
Terbaru, FREN menjelaskan bahwa perseroan dan EXCL masih dalam proses diskusi dengan kreditur untuk memperoleh persetujuan sehubungan dengan rencana penggabungan usaha.
"Secara umum, apabila terdapat keberatan dari kreditur, maka masing-masing dari perseroan, ST [PT Smart Telecom] dan/atau EXCL akan berdiskusi dengan kreditur terkait untuk dapat mencapai kesepakatan dan mendapatkan persetujuan dari kreditur tersebut terhadap rencana penggabungan usaha," jelas Manajemen FREN di keterbukaan informasi pada Kamis (30/1/2025).
Manajemen FREN menjelaskan kesepakatan dengan kreditur diupayakan didapatkan sesegera mungkin agar rencana penggabungan usaha dapat memperoleh persetujuan prinsip dari Bursa.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, EXCL dan FREN mengumumkan penggabungan usaha atau merger dengan nilai mencapai Rp104 triliun pada akhir tahun lalu. Penggabungan ini akan membentuk entitas telekomunikasi baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. atau XLSmart.
Namun, penggabungan usaha ini hanya bisa diselesaikan setelah memenuhi sejumlah persyaratan. Di antara persyaratan yakni tidak adanya kreditur yang keberatan dengan merger dalam jangka waktu 14 hari sejak ringkasan rancangan penggabungan usaha diumumkan secara publik dalam surat kabar.
Sementara itu, berdasarkan catatan Bisnis.com, tercatat sejumlah kreditur telah membuat perjanjian pinjaman dengan EXCL serta FREN. Kreditur EXCL di antaranya PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), Bank of China, PT Bank Permata Tbk. (BNLI), Bank UOB Indonesia, serta PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI).
Adapun, FREN atau anak usaha PT Smart Telecom menandatangani perjanjian-perjanjian pinjaman, termasuk perjanjian kredit sindikasi. Dalam kredit sindikasi, BBCA hingga PT Sarana Multi Infrastruktur, BNLI, PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), PT Indonesia Infrastructure Finance, dan PT Bank Digital BCA ikut serta. Selain itu, terdapat juga pinjaman antara FREN dan Cisco System Capital Asia Pte. Ltd.