Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah Ke Level Rp16.256 per Dolar AS

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 36 poin atau 0,215% ke level Rp16.256 per dolar AS.
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (30/1/2025) setelah The Fed menahan suku bunga acuan.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 36 poin atau 0,215% ke level Rp16.256 per dolar AS. Rupiah terdepresiasi dari posisi akhir pekan lalu Rp16.171,5 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,12% ke 107,87. Sepanjang tahun berjalan 2025, indeks yang mengukur nilai tukar dolar AS dihadapan sekeranjang mata uang asing itu sempat menyentuh level tertinggi 109,65 pada 10 Januari 2025. 

Berbanding terbalik dengan rupiah, sejumlah mata uang di Asia seperti yen Jepang menguat 0,44%, dolar Hong Kong naik 0,018%, dolar Singapura menguat 0,015%, won Korea Selatan menguat 0,12%, peso Filipina menguat 0,23%, ringgit Malaysia menguat 0,016%, dan baht Thailand menguat 0,16% sore ini.

The Fed tetap mempertahankan suku bunga di tengah kondisi ekonomi yang masih kuat, dengan inflasi di atas target, pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan tingkat pengangguran yang rendah.

Keputusan ini mengikuti tiga pemangkasan suku bunga beruntun sepanjang 2024 yang telah menurunkan suku bunga acuan sebesar satu poin persentase penuh.

Ketua The Fed Jerome Powell juga menegaskan bahwa terlalu dini untuk memperkirakan dampak kebijakan Presiden Trump terhadap perekonomian. Ia menambahkan bahwa bank sentral akan menunggu dan menganalisis terlebih dahulu sebelum menyesuaikan kebijakan moneternya.

Sebelumnya, pengamat Forex Ibrahim Assuaibi  mengatakan sentimen yang mempengaruhi gerak rupiah selanjutnya adalah kebijakan Presiden AS Donald Trump, yang mengisyaratkan rencana untuk mengenakan tarif 10% pada impor dari China mulai 1 Februari, serta memperingatkan potensi penerapan tarif terhadap Uni Eropa.

Selain itu, dia berencana menambahkan sanksi baru terhadap Rusia jika tidak mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina. Trump menyatakan bahwa tarif serupa juga dapat diterapkan pada ‘negara-negara peserta lainnya’.

“Dia juga berjanji untuk mengenakan tarif kepada Uni Eropa, mengenakan tarif sebesar 25% terhadap Kanada dan Meksiko, serta mengatakan bahwa pemerintahannya sedang membahas bea masuk sebesar 10% terhadap Tiongkok karena fentanil dikirim ke AS,” ujarnya dalam keterangan tertulis, pekan lalu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper