Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Konsumer Non-siklikal Dominasi Antrian IPO, Tersengat Program MBG?

Sebanyak 6 dari 19 perusahaan yang masuk dalam antrean IPO di Bursa Efek Indonesia sejauh ini berasal dari sektor konsumer nonsiklikal.
Pengunjung memilih produk makanan dan minuman (mamin) di salah satu pusat perbelanjaan  di Jakarta, Senin (30/1/223)/JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengunjung memilih produk makanan dan minuman (mamin) di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (30/1/223)/JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat perusahaan sektor konsumer nonsiklikal mendominasi daftar antrean atau pipeline penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada 2025. 

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan sebanyak lima perusahaan telah melantai di bursa dengan total raihan dana Rp1,13 triliun per 10 Januari 2025. Adapun, sebanyak 19 perusahaan kini berada dalam antrean IPO. 

“Hingga saat ini, terdapat 19 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Senin (13/1/2025). 

Dari jumlah tersebut, mayoritas perusahaan dalam daftar tunggu IPO merupakan entitas dengan kategori aset skala jumbo. Perinciannya, sebanyak 17 dari 19 perusahaan dalam pipeline memiliki aset lebih dari Rp250 miliar. 

Secara sektoral, perusahaan-perusahaan ini berasal dari berbagai lini industri. Sektor konsumer nonsiklikal menjadi kontributor terbesar dengan 6 perusahaan, diikuti sektor basic materials dan kesehatan yang masing-masing 3 perusahaan.  

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo menuturkan bahwa secara umum prospek sektor konsumer di pasar saham masih menjanjikan seiring dengan adanya sentimen positif dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Secara prospek, sektor konsumer ini masih bisa terdorong dari program MBG. Hal ini bisa berpotensi meningkatkan penjualan,” ujarnya kepada Bisnis.com, dikutip Senin (13/1/2025). 

Kendati demikian, Azis mengingatkan agar investor tetap memperhatikan risiko fluktuasi nilai tukar mata uang yang dapat memengaruhi beban operasional. 

“Sejauh ini kami masih optimis emiten konsumer masih bisa mencatatkan pertumbuhan kinerja didorong dari program MBG,” pungkasnya. 

Dalam analisisnya, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan beli untuk saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan target harga Rp14.000, sedangkan target PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) di level Rp8.275 per saham.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper