Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilah-Pilih Saham Konsumer saat Target Laju Ekonomi 5,2% RAPBN 2026

Analis optimis emiten konsumer terdongkrak target ekonomi 5,2-5,6% di 2026. Investasi dan daya beli meningkat, tetapi perbaikan fundamental tetap krusial.
Pegawai mengamati data saham di salah satu sekuritas di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati data saham di salah satu sekuritas di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Ringkasan Berita
  • Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2-5,6% pada 2026, lebih tinggi dari target 2025 yang sebesar 5,2%.
  • Analis menilai bahwa pertumbuhan investasi dan daya beli masyarakat yang membaik dapat memberikan sentimen positif bagi emiten konsumer, namun perbaikan kinerja fundamental tetap diperlukan.
  • Nafan Aji Gusta merekomendasikan accumulative buy untuk saham ERAA, SIDO, dan AUTO dengan target harga masing-masing Rp452, Rp530, dan Rp2.420 per lembar saham.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Analis menilai, emiten konsumer dinilai akan terdongkrak oleh target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026. Namun, sejumlah catatan penting disampaikan oleh analis dalam merealisasikan sentimen tersebut terhadap emiten konsumer.

Adapun pemerintah telah menyepakati Asumsi Dasar Ekonomi Makro pada 2026, dengan target pertumbuhan ekonomi berada di level 5,2–5,6%. Target itu lebih tinggi dibandingkan target pertumbuhan ekonomi pada 2025 sebesar 5,2%.

Senior Market Chartist Nafan Aji Gusta menerangkan, pemerintah perlu untuk melakukan pertumbuhan investasi di Tanah Air untuk mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Pertumbuhan investasi sendiri disebut mampu memberikan daya tarik tersendiri bagi investor asing untuk masuk ke dalam negeri. Nafan menilai, jika upaya itu mampu dilakukan, bukan tidak mungkin daya beli masyarakat akan membaik.

Dengan membaiknya daya beli masyarakat Indonesia, Nafan memprediksi, emiten-emiten konsumer Tanah Air akan mendulang sentimen positif, dengan perbaikan penjualan ke depannya.

Meskipun begitu, Nafan turut menyoroti kinerja fundamental emiten-emiten konsumer Tanah Air. Menurutnya, sengatan target pertumbuhan ekonomi saja tidak cukup untuk membantu kinerja emiten. Diperlukan perbaikan kinerja secara fundamental bagi emiten-emiten konsumer untuk menyambut target tersebut.

“Yang penting pemerintah konsisten dan juga berkomitmen dalam menerapkan good governance, apalagi juga emiten juga berkomitmen dalam menerapkan good corporate governance, ya sehingga tentunya bisa memberikan katalis positif bagi peningkatan kinerja emiten,” kata Nafan, Jumat (15/4/2025).

Di sektor konsumer, Nafan merekomendasikan accumulative buy terhadap saham PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA), dengan target harga Rp452 per lembar saham. 

Selain itu, Nafan juga merekomendasikan saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) dengan target harga Rp530 per lembar. Angka itu mencerminkan potensi kenaikan 1,92% dari harga saat ini Rp920 per lembar.

Selain itu, Nafan merekomendasikan saham PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) dengan target harga Rp2.420 per lembar, yang mencerminkan potensi kenaikan 5,67% dari Rp2.290 pada perdagangan hari ini.

Adapun berdasarkan catatan Bisnis, sepanjang paruh pertama 2025, emiten konsumer Tanah Air mencatatkan kinerja yang beragam. Pada sektor konsumer non-siklikal misalnya, AMRT, MIDI, hingga Indomaret sama-sama membukukan kinerja yang positif. Laba bersih AMRT naik 4,98% YoY, MIDI naik 20,27% YoY, atau laba bersih Indomaret naik hingga 11,46% YoY pada paruh pertama 2025.

Sebaliknya, sejumlah emiten konsumer siklikal justru mencatatkan kinerja yang lesu. LPPF dan RALS misalnya, sama-sama membukukan laba bersih yang susut sebesar masing-masing 3,52% dan 7,05% YoY.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro