Bisnis.com, JAKARTA – Emiten migas Grup Bakrie PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) belakangan melakukan akuisisi blok migas dengan agresif. Saat ini, ENRG sudah punya 13 wilayah kerja, dengan sembilan di antaranya sudah berproduksi.
Salah satu andalan ENRG adalah blok Malacaa Strait di Riau. Blok migas ini telah dimiliki sejak Energi Mega Persada melantai di bursa 2004 silam. Pada 2017, produksinya mencapai sekitar 1.000 barel minyak per hari (barrel oil per day/bopd).
Vice President Director & CFO ENRG Edoardus Ardianto mengatakan perusahaan terus melakukan perluasan area eksplorasi dengan target tambahan produksi mencapai 3.000 bopd.
"Kami sudah menentukan beberapa titik-titik eksplorasi baru. Dalam dua tahun ini kami akan melakukan pengeboran, kalau tidak salah enam sumur eksplorasi. Kalau enam ini semua berhasil, ini bisa memberikan tambahan produksi sampai 2.000-3.000 barel per hari," ujar Ardianto dalam kanal Youtube Samuel Sekuritas, dikutip Jumat (15/8/2025).
Adapun, untuk pengembangan blok Malacca ini ENRG akan menggelar aksi korporasi berupa penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement sebanyak-banyaknya 2,48 miliar saham.
Sebanyak 70% dana hasil PMTHMETD akan disalurkan kepada PT Imbang Tata Alam (ITA) dalam bentuk pinjaman untuk kegiatan pengeboran. ITA adalah anak usaha ENRG yang merupakan operator dan pemilik 100% working interest di Blok Kontrak Kerja Sama (KKS) Malacca Strait.
Sedangkan untuk Blok Gebang, akan dikerjakan dalam dua tahap. Tahap pertama akan ditargetkan produksi gas mencapai 40 juta kaki kubik pada 2027. Selanjutnya tahap kedua, Blok Gebang ditargetkan bisa memproduksi gas sebanyak 100 juta kaki kubik di 2030.
Ardianto mengatakan rencana tersebut pasti akan membutuhkan capex yang besar, dan pihaknya akan mempercepat komersialisasi dari produksi Blok Gebang tersebut. Salah satu solusinya adalah ENRG menggandeng Japan Petroleum Exploration Co. Ltd. (JAPEX).
Sebelumnya, ENRG telah menambah 25% partisipasi interes di Blok Kangean melalui akuisisi dari Japan Petroleum Exploration Co. Ltd. (JAPEX), menjadikan perusahaan sebagai pengendali tunggal di Blok Kangean. Secara bersamaan, ENRG mendivestasikan 50% kepemilikan di Blok Gebang kepada JAPEX.
"Rencananya kami akan mempercepat monetisasi Blok Gebang di awal 2027. Kami akan segera produksi 40 juta kaki kubik per hari, dan kami akan lanjutkan pengembangan tahap kedua di mana kami sudah mencapai kesepakatan untuk pendanaan dan sebagainya," ujarnya.
Sementara untuk Blok Kangean yang kontraknya habis pada 2030, Ardianto mengatakan pihaknya telah mengajukan permohonan perpanjangan.
"Mudah-mudahan bisa jadi rencana menengah ke panjang. Satu aset stabil, Gebang produksi dan Kangean yang 2030 mulai produksi, minimal bisa menjaga produksi gasnya emiten," tandasnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.