Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka melemah ke level 7.077,07 pada perdagangan awal pekan ini, Senin (13/1/2025).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG dibuka di posisi 7.076,7 pada perdagangan hari ini. IHSG kemudian melemah 0,17% menuju ke posisi 7.077,07 pada pukul 09.05 WIB.
Pada awal perdagangan, IHSG bergerak di rentang terbawah 7.068,77 dan tertinggi 7.089,57. Adapun, kapitalisasi pasar alias market cap saat pembukaan mencapai Rp12.415 triliun. Terdapat 199 saham menguat dan 182 saham melemah.
Pada pembukaan perdagangan awal pekan ini, deretan saham bank jumbo kompak lesu. Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) misalnya turun 1,25% pada pembukaan perdagangan.
Lalu, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) mencatatkan pelemahan harga saham 0,89% dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan pelemahan harga saham 0,26%. Selain itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) turun 1,38% pada perdagangan hari ini.
Deretan saham dengan nilai transaksi tinggi pun melemah. Saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) misalnya melemah 2,8%. Lalu, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) melemah 2,47%.
Baca Juga
Selain itu, terdapat deretan saham yang mencatatkan harga paling jeblok atau top losers pada saat pembukaan perdagangan. PT Indo Boga Sukses Tbk. (IBOS) misalnya jeblok 10%, PT Widiant Jaya Krenindo Tbk. (WIDI) turun 10%, serta PT Logisticplus International Tbk. (LOPI) turun 9,52%.
Kemudian, deretan saham moncer pada pembukaan perdagangan awal pekan ini dan menjadi top gainers. PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK) misalnya melesat 25% di tengah aksi listing di Bursa. Lalu, PT Citra Megah Nusaphala Persada Tbk. (CMNP) naik 25%.
Pada perdagangan sebelumnya, akhir pekan lalu, Jumat (10/1/2025), IHSG menguat 0,34% atau 24,27 poin ke level 7.088,86. IHSG juga berada di zona hijau dalam dua pekan perdagangan terakhir atau naik 0,13% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd).
Sementara, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) David Kurniawan menilai pasar saham Indonesia dalam sepekan ke depan akan menarik untuk dicermati di tengah tren penguatan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) hingga sentimen positif inflow asing.
IKK Indonesia pada Desember 2024 tercatat berada di level 127,7. Hal ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang berada di level 125,9.
Menurut David, peningkatan ini mencerminkan optimisme yang semakin tinggi dari masyarakat terhadap kondisi perekonomian, baik dari sisi kondisi saat ini maupun harapan ke depan. Data ini mengindikasikan bahwa konsumen merasa lebih percaya diri untuk melakukan pengeluaran, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun investasi, yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.
"Kenaikan IKK juga menjadi sinyal positif bahwa program pemerintah dan stabilitas ekonomi berhasil menjaga kepercayaan masyarakat terhadap prospek ekonomi Indonesia di tengah tantangan global yang terus berlangsung," kata David dalam risetnya pada Minggu (12/1/2025).
Selain itu, sentimen dalam negeri juga dipengaruhi oleh data cadangan devisa. Bank Indonesia mengumumkan bahwa cadangan devisa Indonesia mencapai rekor tertinggi pada bulan Desember 2024, dengan jumlah yang sangat impresif sebesar US$155,7 miliar.
"Posisi cadangan devisa ini mencerminkan stabilitas sektor eksternal yang kuat, serta kemampuan Indonesia untuk memenuhi kewajiban luar negeri, mendukung stabilitas nilai tukar rupiah, dan memperkuat kepercayaan pasar terhadap perekonomian nasional," ujar David.
Lalu, ada proyeksi inflow asing. Menurutnya, memang dalam beberapa pekan ke belakang, atau pada dua pekan awal 2025 penjualan investor asing melandai. Namun, apabila melihat data seasonality 10 tahun terakhir, IHSG cenderung bergerak positif di Januari.
Di sisi lain, dividen emiten bank jumbo biasanya akan dibagikan pada Maret yang saat ini memberikan yield menarik. Momentum tersebut mampu menarik investor asing untuk masuk kembali ke IHSG.
Pergerakan IHSG juga akan dipengaruhi oleh sentimen FOMC Meeting ke depan. "Hasil dari pertemuan ini juga akan memengaruhi pergerakan pasar keuangan, nilai tukar dolar, dan strategi investasi di berbagai sektor ekonomi," ujar David.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.