Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diselimuti Kabar Akuisisi, Saham Bank Panin (PNBN) hingga Jagoan Lo Kheng Hong Melonjak

Saham-saham Grup Panin memperlihatkan kenaikan harga sepanjang 2024 di tengah kabar akuisisi Bank Panin
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PNBN) atau Bank Panin di Jakarta, Senin (29/8/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PNBN) atau Bank Panin di Jakarta, Senin (29/8/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten yang masuk ke dalam Grup Panin mencatatkan penguatan harga saham di tengah kabar ketertarikan akuisisi Bank Panin oleh deretan institusi perbankan Asia.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PNBN) atau Bank Panin berada di zona hijau sepanjang tahun ini dengan lonjakan 64,16% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd). Saham PNBN terpantau parkir di level Rp1.855 per lembar pada perdagangan jelang tutup tahun, Jumat (27/12/2024).

Emiten Grup Panin yang juga menjadi jagoan investor kawakan Lo Kheng Hong, yakni PT Panin Financial Tbk. (PNLF) juga mencatatkan lonjakan harga saham 64,18% ytd sampai perdagangan akhir pekan ini, ke level Rp440 per lembar.

Sementara itu, PT Paninvest Tbk. (PNIN) mencatatkan penguatan harga saham 6,6% ytd sampai perdagangan jelang tutup tahun, ke level Rp1.050 per lembar.

Akan tetapi, emiten Grup Panin lainnya yakni PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) mencatatkan pelemahan harga saham 36,84% ytd ke level Rp312 dan PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk. (PNBS) turun 7,41% ke Rp50.

Saham emiten Grup Panin bergeliat di tengah kabar akuisisi. Sebagaimana dikabarkan Reuters, sejumlah bank Asia seperti OCBC, CIMB, dan DBS dikabarkan bersaing mendapatkan saham pengendali PNBN. 

Selain ketiga bank itu, terdapat beberapa lembaga keuangan lainnya yang juga dikabarkan tertarik mengambil alih PNBN. OCBC dan CIMB dikabarkan telah mengajukan penawaran yang tidak mengikat untuk mengambil porsi saham terbesar PNBN dari ANZ dan Keluarga Gunawan.

Tawaran tidak mengikat untuk saham PNBN itu, kata sumber Reuters, akan jatuh tempo pada bulan ini. Sumber yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan pembicaraan kesepakatan tersebut bersifat rahasia.

Sebelumnya, beredar berita bahwa Bank Maybank Indonesia menargetkan lini bisnis Grup Panin untuk diakuisisi, selain menyasar Asuransi JMA Syariah. Maybank juga diberitakan membidik Panin Financial sebagai target akuisisi. Reuters melaporkan Malayan Banking Bhd (Maybank) bekerja sama dengan penasihat keuangan terkait kemungkinan menawar PNBN. 

Sumber Reuters lainnya juga melaporkan bahwa pembeli lain yang tertarik untuk mengambil PNBN ialah Mitsubishi UFJ Financial Group dan Sumitomo Mitsui Banking Corp.

Menanggapi kabar akuisisi ini, regulator pun meminta penjelasan kepada manajemen PNBN. Manajemen diminta menanggapi kabar yang menyebutkan bahwa DBS hingga bank asal Jepang dikabarkan membidik akuisisi PNBN. 

"Pemberitaan di media tersebut bukan berasal dari Manajemen Bank Panin, sehingga kami tidak mengetahui sumber dan kebenaran berita dimaksud," tulis Manajemen PNBN.

Selain itu, pihak Bank Panin menyampaikan saat ini tidak terdapat informasi dan/atau kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi kelangsungan kegiatan usaha dan harga saham perseroan yang belum diungkapkan sesuai ketentuan yang berlaku di bidang pasar modal. 

Sebelumnya, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan harga saham emiten Grup Panin memang terangkat oleh kabar aksi korporasinya. "Terdorong oleh isu akan diakuisisi," ujarnya.

Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan secara fundamental, prospek saham Grup Panin kurang meyakinkan. "Kinerja keuangan kurang moncer. Dari likuiditas juga kurang begitu memadai," ujarnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper