Bisnis.com, JAKARTA — Lebih dari separuh saham baru dari deretan aksi initial public offering (IPO) atau penawaran saham perdana pada 2024 memperlihatkan kinerja negatif. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) memperlihatkan bahwa harga saham-saham emiten anyar ini anjlok dari harga saat penawaran.
BEI melaporkan sudah ada 41 perusahaan terbuka baru yang mencatatkan sahamnya sepanjang 2024. Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan target yang dipatok Otoritas Bursa yaitu sebanyak 62 emiten baru.
Adapun, dari daftar realisasi perusahaan IPO pada tahun ini, tujuh emiten masuk ke papan utama, 31 emiten masuk ke papan pengembangan, dan tiga emiten masuk ke papan akselerasi.
Berdasarkan catatan Bisnis, mayoritas dari perusahaan IPO tahun ini mencatatkan kinerja jeblok. Sampai perdagangan akhir pekan, Jumat (27/12/2024), terdapat 23 emiten baru yang mencatatkan pelemahan harga saham, 17 emiten berkinerja menguat, dan satu emiten berkinerja stagnan.
Salah satu emiten yang mencatatkan kinerja jeblok adalah PT Bersama Mencapai Puncak Tbk. (BAIK) atau pengelola Ayam Goreng Nelongso. Harga saham BAIK telah ambrol 71,43% sejak IPO dan ditutup di level Rp60 per lembar pada perdagangan terakhir, Jumat (27/12/2024).
Saham IPO lainnya yang berkinerja jeblok adalah PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk.(MPIX) yang terkoreksi 82,93% sejak IPO dan ditutup di level Rp57 pada perdagangan terakhir.
Baca Juga
Lalu, PT Citra Nusantara Gemilang Tbk. (CGAS) mencatatkan penurunan harga saham 75,83% sejak IPO, ditutup di level Rp102 per lembar pada perdagangan terakhir. PT Indo American Seafoods Tbk. (ISEA) juga ambrol 76,92% ke level Rp72 per lembar.
Selain itu, harga saham PT Xolare RCR Energy Tbk. (SOLA) telah turun 66,22% sejak IPO ke level Rp50 per lembar pada perdagangan terakhir.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengatakan bahwa secara umum saham-saham IPO memang memiliki kualitas fundamental yang masih kurang kuat.
"Selain itu secara track record kinerja, biasanya mamang saham-saham IPO kurang stabil dan cenderung volatil," ujarnya kepada Bisnis.
Pengamat pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menilai aksi IPO tahun ini kurang diramaikan oleh emiten-emiten dengan saham layak investasi. Dengan kondisi tersebut, minat investor untuk berinvestasi, terutama ke saham-saham IPO dikhawatirkan menurun.
Menurutnya, kualitas emiten IPO mesti ditingkatkan untuk menarik minat investor serta meningkatkan kapitalisasi pasar.
"Kualitas saham-saham IPO mesti ditingkatkan, jangan membuat investor rugi," ujarnya pada beberapa waktu lalu.
Berikut adalah daftar saham baru IPO tahun ini yang berkinerja melemah sampai 27 Desember 2024:
1. ASLI: Rp50 (-43,82%)
2. CGAS: Rp102 (75,83%)
3. NICE: Rp356 (-32,19%)
4. SMLE: Rp109 (-3,81%)
5. ACRO: Rp108 (-25,52%)
6. GRPH: Rp50 (-53,7%)
7. SMGA: Rp59 (-58,16%)
8. MPIX: Rp57 (-82,93%)
9. UNTD: Rp91 (-60,78%)
10. HYGN: Rp138 (-16,36%)
11. BAIK: Rp60 (71,43%)
12. ATLA: Rp50 (-62,96%)
13. MHKI: Rp93 (-56,94%)
14. SOLA: Rp50 (-66,22%)
15. BATR: Rp78 (-35%)
16. PART: Rp88 (-32,82%)
17. ISEA: Rp72 (-76,92%)
18. GOLF: Rp208 (-22,96%)
19. PTMR: Rp129 (-5,84%)
20. VERN: Rp155 (-22,5%)
21. VISI: Rp88 (-42,48%)
22. MSJA: Rp302 (-12,72%)
23. TOSK: Rp55 (-57,69%)
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.